Judul : Sistem Inventori Gas Rumah Kaca Sub-Sektor Peternakan di Indonesia, Standar Operasional Prosedur, Kalkulator Emisi Ternak: Fermentasi Enterik dan Sistem Pengelolaan Kotoran Ternak
Penulis : Yeni Widiawati, dkk.
Penerbit : Kementerian Pertanian
Tahun Terbit : 2022
Jumlah Halaman : 27 halaman
Link Akses : https://repository.pertanian.go.id/items/430304bb-4c08-48a4-984e-6af83dce0b5a
Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat berdasarkan sistem inventori gas rumah kaca sub sektor peternakan. Dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) bekerjasama dengan beberapa institusi penelitian dengan dukungan dari pemerintah New Zeland melalui AgResearch. SOP ini membahas secara mendetail mengenai kalkulator emisi ternak yang digunakan untuk menginventarisasi gas rumah kaca (GRK) dari subsektor peternakan di Indonesia. Kalkulator ini memanfaatkan data dan rumus dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), faktor emisi lokal, serta data aktivitas nasional yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Buku terdiri dari beberapa bab yang menyajikan panduan komprehensif mengenai cara penggunaan kalkulator emisi ternak. Pada bab pertama mengenalkan sistem inventori gas rumah kaca subsektor peternakan dan penggunaan kalkulator excel untuk estimasi emisi GRK. Meliputi emisi dari masing-masing jenis ternak, kemudian dibagi lagi berdasarkan jenis gas yang dihasilkan oleh ternak. Estimasi ini dihasilkan setiap tahun, baik level nasional maupun provinsi dari 34 provinsi di Indonesia.
Bagian kedua menjelaskan gambaran umum kalkulator emisi ternak meliputi struktur perhitungan fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran ternak, diskripsi data aktivitas populasi ternak dari 34 provinsi di Indonesia serta dasbord yang menampilkan hasil kalkulasi emisi.
Bagian ketiga perhitungan GRK menggunakan kalkulator emisi ternak. Data yang diperlukan hanya berupa data jumlah populasi setiap jenis ternak. Dilakukan melalui proses pengumpulan, pemasukan/entri data dan penelaahan data.tahunan untuk tingkat provinsi maupun nasional. Bagian keempat memperbarui nilai default dan faktor emisi lokal serta nilai default berdasarkan perbaikan kualitas data dan metode yang berada di bawah pengawasan Puslitbangnak dengan persetujuan tim reviewer.
Bab selanjutnya berupa cantuman sumber informasi eksternal yaitu referensi dari IPCC dan publikasi lainya yang terkait dalam pengembangan kalkulator. Bab terkahir mengenai focal points sektoral nasional dan provinsi, yang menjelaskan mengenai peran dan tangung jawab focal points di bawah koordinasi KLHK dalam pelaporan tingkat emisi GRK di tingkat nasional dan provinsi.
SOP dan kalkulator excel digunakan oleh orang atau instansi yang bertanggung jawab dan terlibat dalam perhitungan emisi. Dengan panduan yang komprehensif dan berbasis data terpercaya, buku ini bisa menjadi referensi bagi para peneliti, akademisi dan praktisi bidang peternakan dan lingkungan hidup. Meskipun cukup teknis dan diperlukan pembaharuan berkala/update teknologi, manfaat dari penerapan dan pemahaman SOP ini sangat besar dalam upaya pengelolaan emisi yang mendukung pelestarian lingkungan. (DA’24)