Judul : Panduan Teknis Manajemen Kesehatan Kambing
Penulis : Neng Risris Sudolar
Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta
Tahun Terbit : 2019
Jumlah Halaman : 40 halaman
Link akses : https://repository.pertanian.go.id/items/e459f6d1-6f2c-4816-8300-ce9e30b0d78a/full
Beternak kambing merupakan langkah prospektif di bidang peternakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Kambing merupakan jenis ternak yang familer dan sudah banyak dikembangkan oleh sebagian besar masyarakat tani walaupun masih skala kecil dan cara sederhana. Kambing yang tumbuh baik dan sehat menjadi salah satu indikator keberhasilan usaha ternak. Sebaliknya kambing yang sakit produktivitas akan menurun dan menimbulkan kerugian secara ekonomi.
Usaha ternak kambing seringkali dihadapkan pada permasalahan kesehatan. Oleh karenanya pengetahuan tentang kesehatan dan jenis-jenis penyakit kambing perlu dipahami. Buku “Panduan Teknis Manajemen Kesehatan Kambing” ini memuat informasi tentang berbagai penyakit dan faktor-faktor terkait kesehatan kambing.
Bab pertama buku ini menyajikan gambaran secara umum kondisi kesehatan ternak dengan beberapa identifikasi ternak sakit atau sehat. Kemudian diagnosa dan pertolongan pertama pada hewan yang diduga sakit sebelum petugas kesehatan hewan diperlukan. Juga beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pembentukan program kesehatan hewan.
Bab Berikutnya menjelaskan jenis-jenis penyakit pada kambing, terbagi dalam dua kelompok yaitu penyakit infeksius dan penyakit non infeksius (penyakit nutri/kecelakaan/bawaan). Penyakit infeksius ada tiga yaitu disebabkan oleh faktor infeksi virus (mulut dan kuku, orf). Penyakit yang disesbabkan bakteri (antrax, radang ambing, diare, enterotoksemia, pink eye,pneumonia), serta penyakit yang disebabkan oleh parasite (blatungan, cacingan, scrabies).
Penyakit non infeksius disebabkan antara lain tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi yang diperlukan, faktor kecelakaan, maupun faktor genetis atau bawaan. Penyakit-penyakit dalam kelompok ini antara lain, kembung (bloat), keracunan, penyakit kuku busuk, konstipasi, blue tongue, arthritis (radang sendi). Semua jenis penyakit dibahas lengkap dari penyebab, penularan, gejala klinis, penanganan hingga pencegahan dan juga disertai gambar.
Bab terakhir penutup menjelaskan bahwa kambing cukup rentan terkena penyakit dan diperlukan manajemen kesehatan yang bagus. Pemberian obat cacing secara berkala, vaksin, desinfeksi kandang beserta peralatan, pemotongan kuku, kontrol kesehatan harian dan ektoparasit merupakan upaya untuk mencegah penyakit. Pengobatan ringan untuk gejala awal bisa disediakan seperti betadin, rivanol, gusanex serta obat cacing. Edukasi kepada peternak perlu dilakukan secara rutin.
Buku ini sangat praktis, dilengkapi dengan gambar yang informatif memudahkan pembaca dalam memahami serta bermanfaat bagi peternak kambing, penyuluh pertanian, dan siapa saja yang terlibat dalam usaha peternakan kambing Namun dengan jumlah halaman yang terbatas, beberapa topik dibahas secara kurang mendalam, selain itu buku ini mungkin terlalu teknis bagi peternak pemula yang tidak memiliki latar belakang medis atau kesehatan hewan. Buku ini tetap menjadi sumber informasi yang berharga dan sangat bermanfaat dalam mendukung keberhasilan beternak kambing. (DA’24)