Judul : Budidaya pegagan tanaman obat berkhasiat
Penulis : Ernawati H.R., dkk.
Penerbit : Pertanian Press
Tahun Terbit : 2023
Jumlah Halaman : 63 halaman
Link Akses : https://repository.pertanian.go.id/items/391cd7d4-19d6-4182-9593-92d7d2c61ef7/full
Pegagan merupakan tanaman yang secara turun temurun diyakini mempunyai khasiat sebagai obat. Manfaat pegagan diantaranya sebagai antioksidan, antimikroba, antivirus, antiinflamasi, dan lain sebagainya. Berkat senyawa kimia yang tekandung didalamnya, tanaman ini dapat mengobati beberapa penyakit seperti radang sendi, infeksi usus, disentri, wasir dan masih banyak lagi. Khasiat pegagan telah dikenal oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Pegagan sudah banyak dikembangkan sebagai bahan industri maupun digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun persediaan pegagan masih terkendala oleh rendahnya pasokan, karena stok pegagan masih banyak tergantung pada hasil alam.
Buku bertajuk “Budidaya Pegagan: Tanaman Obat Berkhasiat” sebagai salah satu rujukan penting dalam upaya memenuhi tersediaan bahan baku pegagan yang berkualitas dan berkesinambungan. Buku ini berisi informasi tentang pegagan yang dimulai dari pendahuluan hingga tiga bahasan utama yaitu mengenal pegagan, cara budidaya hingga panen dan pascapanen.
Informasi penting tentang pegaga dimulai dari pendahuluan hingga tiga bahasan utama: mengenal pegagan, cara budidaya, hingga panen dan pascapanen. Bagian pertama buku ini memberikan pengertian pembaca tentang pegagan, termasuk sejarah penggunaan, manfaat medis, prospek dan kendala pengembangan.
Bagian kedua mengenalkan pembaca pada pegagan, jenis-jenis pegagan, klasifikasi, morfologi, persyaratan tumbuh, serta varietas pegagan. Dikenalkan pula nama pegagan berbeda tergantung pada daerah. Natanan dikenal di Jawa Barat, daun kaki kuda dikenal oleh masyarakat Sumatera, masyarakat madura menyebut tikusan dan Bali menyebutnya taiduh, di Jawa dikenal dengan gagan-gagan atau panigowong dan masih banyak lagi termasuk nama asing pegagan disebutkan dalam bab ini.
Pada bagian ketiga, pembaca diajak memahami teknik budidaya pegagan, mulai dari persiapan benih, pengelolaan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, hingga pengendalian hama dan penyakit.
Bagian terakhir membahas proses panen dan pascapanen, serta cara menjaga kualitas pegagan agar tetap optimal setelah dipanen. Pembahasan mengenai panen serta ciri-ciri pegagan siap panen, dan pascapanen meliputi sortasi basah, pencucian, penirisan, pengeringan, sortasi kering, pengemasan dan pelabelan serta penyimpanan.
Disertai ilustrasi dan gambar yang membantu pembaca memahami teknik budidaya secara praktis. Tips dan trik yang diberikan sangat bermanfaat bagi petani maupun pengusaha yang tertarik mengembangkan budidaya pegagan. Namun akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan informasi tentang analisa biaya produksi informasi yang lengkap dan mudah dipahami, buku ini tetap tampil menarik, cocok bagi petani, pengusaha, juga bagi akademisi, peneliti, dan masyarakat umum yang tertarik dengan tanaman obat dan budidayanya. (DA’24)