Judul : Budidaya Cabai Rawit Hiyung: Pedoman Umum Standar Operasional Prosedur
Penyusun : Ahmad Subhan, dkk.
Penerbit : Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kalimantan Selatan
Tahun terbit : 2023
Jumlah halaman : 47 halaman
Link Akses : https://repository.pertanian.go.id/items/7740f8b8-e878-48f2-ac5e-b227943fe5fb/full
Cabai Hiyung berasal dari Desa Hiyung, Tapin Tengah, Kalimantan Selatan memiliki rasa pedas yang khas dan telah menjadi komoditas penting dalam industri pertanian. Sebagai produk hortikultura, cabai ini sangat rentan terhadap inflasi karena permintaan yang fluktuatif namun tidak diimbangi dengan jumlah ketersediaan yang memadai, sehingga menyebabkan lonjakan harga yang tinggi.
Demi menghindari berbagai permasalahan tersebut, diperlukan penerapan praktik budidaya yang sesuai dengan prosedur agar komoditas cabai Hiyung dapat ditingkatkan produksi dan mutunya, sehingga mampu menjaga stabilitas pasokan di pasar. Melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya cabai, petani dapat meminimalkan resiko kerugian melalui optimalisasi hasil panen, peningkatan efisiensi sumber daya, serta pengurangan potensi kerusakan tanaman akibat penyakit atau faktor cuaca.
Buku terbitan Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kalimantan Selatan ini merupakan pedoman budidaya yang memuat SOP dalam pelaksanaan kegiatan produksi cabai rawit hiyung. SOP ini mencakup alur proses budidaya dari on-farm hingga penanganan pascapanen sesuai dengan Good Agriculture Practice (GAP) yang dianjurkan dan dapat dikembangkan di setiap daerah sesuai dengan spesifik lokasi.
Buku ini disusun dalam beberapa bagian yang dijelaskan secara rinci. Bagian pendahuluan menekankan bahwa peningkatan produksi dan mutu dapat dicapai melalui perbaikan tata kelola tanpa meninggalkan kearifan lokal dalam aplikasi budidaya, serta optimalisasi hasil dengan penggunaan varietas unggul yang tepat. Bagian dua membahas penyediaan benih sesui dengan prosedur pelaksanaan penyediaan benih, diikuti dengan bab tentang persiapan lahan dan tahapan yang perlu diperhatikan.
Pemupukan, tujuan pemupukan, fungsi pemupukan serta aplikasinya dibahas secara ringkas pada bab empat. Pemasangan ajir dan perempelan atau pewiwilan dibahas khusus di bagian lima dan enam. Ajir berfungsi sebagai penyangga batang, tempat bersandar pohon atau merambatnya tanaman perdu dan sejenisnya. Perempelan/pewiwilan merupakan kegiatan membuang tunas air (tunas yang tumbuh di ketiak daun dan batang utama) dengan membiarkan tunas keempat dan seterusnya. Tujuanya untuk mengatur keseimbangan nutrisi, membentuk tajuk tanaman yang ideal serta mempermudah pemeliharaan.
Pada bab tujuh buku ini dijelaskan tentang bagaimana pengendalian hama, penyakit dan organisme penganggu tanaman agar pembaca terhindar dari potensi kerugian ekonomi, seperti; kehilangan hasil dan penurunan mutu, menjaga kesehatan tanaman, keamanan produk dan kelestarian lingkungan hidup. Sementara penanganan panen dan pascapanen dibahas secara ringkas dibagian akhir buku.
Buku ini disusun secara sistematis dan dilengkapi gambar sehingga memudahkan pembaca mempelajari serta memahami isi materi. Penggunaan diksi dalam buku ini dirasa kurang umum bagi petani, oleh sebab itu penggunaan diksi yang lebih sederhana dirasa akan dapat meningkatkan aksesibilitas. Secara keseluruhan, buku ini merupakan karya yang patut diapresiasi, tidak hanya memberikan panduan teknis, tetapi juga sebagai referensi praktis bagi petani, penyuluh pertanian dan akademisi yang berkontribusi dalam pengembangan sekor hortikultura, khususnya dalam budidaya cabai Hiyung. (DA’25)