Florikultura atau tanaman hias memerlukan sistem produksi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kualitas produksi yang optimal. Salah satu satu metode pembudidayaan florikultura dengan pemanfaatan teknologi produksi adalah penyediaan sistem green house. Green house atau "rumah tanam” adalah sebuah bangunan dengan struktur tembus pandang yang dirancang untuk menghindari dan memanipulasi kondisi lingkungan guna menciptakan kondisi lingkungan yang diinginkan untuk budi daya tanaman secara optimal.
Jenis florikultura yang memerlukan pemeliharaan khusus seperti krisan dan anggrek, karena florikultura tersebut hanya dapat hidup dan berproduksi pada kondisi dan perlakukan khusus. Untuk jenis tanaman krisan membutuhkan penyinaran penuh pada masa pertumbuhan/vegetatif sedangkan pada masa pembungaan/generatif tidak membutuhkan penyinaran agar tanaman dapat berbunga dengan optimal.
Sementara untuk tanaman anggrek membutuhkan suhu rendah pada masa pertumbuhan dan suhu panas pada masa pembungaan. Dengan adanya green house, kondisi lingkungan dapat dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, sehingga produksi dapat berjalan dengan baik, meminimalisir kegagalan produksi dan meningkatkan produktivitas. Green house juga bisa dijadikan sarana agrowisata selain sebagai sarana produksi budidaya
Rancangan green house berpengaruh besar terhadap lingkungan mikro di dalamnya. Salah satu parameter lingkungan mikro tanaman adalah suhu. Suhu yang tinggi dapat mempercepat evapotranspirasi tanaman yang akan mempercepat kehilangan air dan energi. Salah satu cara untuk mengendalikan lingkungan mikro tanaman di dalam green house khususnya suhu adalah dengan ventilasi alamiah.
Konsep yang harus diperhatikan dalam pembangunan green house:
1) Luas Areal
Luas lahan hendaknya cukup besar untuk mengantisipasi perkembangan usaha di masa yang akan datang. Untuk usaha komersial faktor ini sangat penting. Di samping itu perlu diperhitungkan juga lahan untuk bangunan penunjang usaha seperti jalan, gudang dan lain-lain.
2) Topografi
Lokasi pembangunan green house harus sedatar mungkin untuk menekan biaya, karena jika dibangun pada lokasi yang miring maka diperlukan biaya tambahan untuk pembuatan green house terpisah yang mengikuti kontur lahan. Lokasi yang datar juga memudahkan dalam pengelolaan. Lahan tersebut juga harus mempunyai drainase yang baik.
3) Iklim
Iklim lokasi yang dipilih diperhitungkan berdasarkan kebutuhan tanaman florikultura yang akan diusahakan. Area yang seringkali berkabut atau bercuaca buruk umumnya kurang baik bagi kebanyakan tanaman. Tanaman florikultura yang menyukai intensitas cahaya tinggi akan lebih baik diusahakan di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi dengan intensitas cahaya yang baik. Adanya bukit atau barisan pepohonan yang berlaku sebagai penghalang, penting untuk area yang anginnya cukup kencang.
4) Ketersediaan Air
Air adalah salah satu faktor utama yang sangat dibutuhkan tanaman. Oleh karena itu dalam menentukan lokasi green house, ketersediaan air di lokasi yang dipilih baik kualitas maupun kuantitasnya harus cukup tersedia. Kontinuitas suplai air harus bisa mencukupi untuk jangka waktu yang panjang. Begitupun kualitas air yang tersedia harus diperiksa untuk menentukan kandungan mineral dan mendeteksi unsur-unsur yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mengetahui kandungan mineral cukup penting terutama untuk daerah dekat pantai dan muara sungai, biasanya mengandung ion sodium dan klorida yang kurang baik bagi tanaman.
5) Arah/Orientasi
Arah/orientasi akan mempengaruhi penerimaan/transmisi cahaya, terutama akibat dari pemilihan material dan lokasi berbukit. Transmisi cahaya dapat terhalangi oleh kerangka green house dan juga ditentukan oleh musim akibat perubahan sudut penyinaran matahari.
Pembangunan green house sesuai dengan unsur-unsur tersebut diatas dapat menghasilkan produk florikultura yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar baik di tingkat domestik maupun ekspor. Disamping itu bisa menjadi acuan dalam pengembangan Kampung Florikultura dengan menggunakan sistem budidaya green house dalam rangka meningkatkan produksi, produktivitas dan daya saing florikultura, sarana promosi serta agrowisata.(Sut/120124)
Sumber:
Persyaratan teknis pembangunan green house sarana budidaya florikultura
/ Siti Bibah Indrajati. Jakarta: Direktorat Buah dan Florikultura, 2022
https://repository.pertanian.go.id/items/97b3833f-5d21-4ff5-91c8-e518eaee0cb5