Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor penghambat dalam budidaya tanaman padi untuk menghasilkan produksi optimal. Oleh karena itu pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian ekonomi, kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan manusia.
Rekomendasi pengendalian hama dan penyakit padi:
1. Tikus (budidaya padi di lahan rawa & irigasi) : pengendalian dengan memasang LTBS (Linear Trap Barrier System) dan TBS (Trap Barrier System).
2. Wereng coklat (budidaya padi tadah hujan, irigasi dan rawa): pengendaliannya dengan cara:
- menanam varietas tahan wereng coklat (Inpari 19, Inpari 13, Inpari 33, Inpari 42 Agritan GSR)
- monitor pertanaman paling lambat 2 minggu sekali,
- menggunakan insektisida botani bila perkembangan hama wereng terus meningkat, bila populasi hama dibawah ambang, dan gunakan insektisida kimiawi (triflumezopyrim) bila.populasi hama diatas ambang ekonomi
- menanam tanaman refugia yaitu bunga pukul empat dan kenikir.
- memasang perangkap lampu dengan lampu merkuri 150 watt.
3. Penggerek batang padi (budidaya padi lahan rawa, kering, irigasi):
- Pengendalian teknis dengan cara (1) tanam serentak, (2) rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama, (3) pengaturan waktu tanam berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi, (4) memasang perangkap lampu lima belas hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya, (6) pengendalian lokal: penanaman purun tikus Eliocharis dulcis.
- Pengendalian secara mekanik dan fisik dengan cara: (1) mekanik dengan mengumpulkan kelompok telur di persemaian dan di pertanaman, (2) fisik denga penyabitan tanaman serendah mungkin, penggenangan air setinggi 10 cm sehingga larva atau pupa mati (PB putih).
- Pengendalian hayati dengan cara: pemanfaatan musuh alami parasitoid: Trichogramma japonicum: dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman.
- Pengendalian kimiawi dengan cara: (1) saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat atau intensitas serangan rata-rata > 5% sundep, (2) insektisida butiran: pada stadium vegetatif dosis 20 kg insektisida granul/ha dengan bahan aktif: karbofuran dan fipronil, dan (3) stadia padi generatif aplikasi dengan insektisida yang disemprotkan (cair), dengan bahan aktif klorantraniliprol, rynaxypir, fipronil, dimehipo.
4. Walang sangit (budidaya padi lahan rawa, kering, irigasi)
- tanam serempak (kultur teknis)
- perangkap sebaiknya dipasang ketika tanaman padi memasuki fase berbunga sampai masak susu.
- insektida untuk mengendalikan walang sangit adalah insektisida berbahan aktif fipronil, BPMC dan MIPC.
- penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan ketika hama walang sangit aktif, yaitu pada pagi hari dan sore hari.
5. Pelipat daun (budidaya padi lahan rawa, kering irigasi) dengan cara: (1) tanam serempak, (2) pemanfaatan musuh alami (parasitoid, predator), dan (3) penggunaan insektisida (bahan aktif: fipronil) bila telah mencapai AP 25%.
6. Blas (budidaya padi lahan rawa, kering, irigasi)
- menanam varietas tahan (Inpari 21 Batipuah, Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8)
- sanitasi sisa tanaman, tidak menanam benih dari daerah endemis, perlakuan benih/seed treatmen (isoprotiolane)
- memupuk N tidak berlebihan, pupuk K, aplikasi fungisida berbahan aktif isoprotiolane pada anakan maksimum dan bunting/awal berbunga. pengaturan Jarak tanam tidak terlalu rapat
- pengairan berselang (intermitten)
- fungisida bahan aktif isofrotiolan/Trisiklazol
7. Hawar daun bakteri (budidaya padi rawa, kering, irigasi)
- menanam varietas tahan yang sesuai dengan keberadaan (lahan patotipe patogen HDB (Conde, Angke, Inpari 4, Inpari 5 Merawu, Inpari 6 Jete, Inpari 11, Inpari 17, Inpari 25 Opak Jaya, Inpari 31, Inpari 32 HDB)
- pemupukan rasional/sesuai kebutuhan tanamanJarak tanam tidak terlalu rapat (jajar legowo,)
- bibit jangan dipotong
- pengairan berselang (intermitten)
- aplikasi bakterisida sesuai keparahan penyakit, bila < 15-20% (Bahan aktif: Streptomycin)
8. Bercak daun sempit (kering, irigasi) dan Virus tungro (budidaya padi rawa, tadah hujan, irigasi)
- pemupukan berimbang (N dan K terpenuhi)
- fungisida: difenoconazol, binomil dan mankozeb
- menggunakan varietas tahan (Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, Inpari 9 Elo)
- kendalikan vektor berupa wereng hijau
- tanam serempak minimal 50 ha
- menghilangkan sumber inokulum sebelum tanam
- eradikasi singgang ataupun tanaman yang terinfeksi
- deteksi awal: inokulum awal, keberadaan vektor
- pergiliran varietas
- pengamatan/monitoring, aplikasi insektisida (Imidakloprid, pymetrozine)
9. Virus kerdil rumput dan kerdil hampa (irigasi)
- tanam serempak
- kendalikan populasi wereng coklat
- buat persemaian saat lingkungan aman
- pengendalian dini terhadap vektor (wereng coklat) dan menekan terbentuknya wereng coklat bersayap (makroptera)
- serangan ringan: cabut benam; serangan luas: eradikasi dengan cara tanam ulang, membakar tanaman terinfeksi/bergejala
- penggunaan kultivar tahan wereng coklat, tahan virus kerdil hampa ataupun tahan keduanya.
- sanitasi lahan (menghilangkan sumber inokulum)
- pengendalian vektor dengan insektisida berbahan aktif: Triflumezopyrim,pimetrozin, dinotofuran
10. Rawa, kering, irigasi (pemantauan, preventif, dan kuratif)
- gunakan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit utama
- pemantauan populasi hama atau serangan penyakit, sehingga dapat segera dikendalikan.
- gunakan pupuk N secukupnya, penggunaan N yang berlebih seringkali memperparah serangan hama dan penyakit
- menanam tanaman refugia dan aplikasi jamur entomopatogen
- gunakan fungisida, bakterisida dan insektisida yang tepat (dosis, bahan aktif, cara, waktu dan OPT target) digunakan jika diperlukan
Hama dan penyakit padi perlu ditangani melalui berbagai teknik pengendalian yang sesuai dengan fase-fase pertumbuhan tanaman padi, dengan berbagai inovasi dan teknologi hasil penelitian dapat meningkatkan produktivitas padi dan upaya mewujudkan swasembada padi optimis dapat direalisasikan. (SUT/190224)
sumber informasi:
1. Rekomendasi budidaya padi untuk berbagai ekosistem/ Priatna Sasmita, dkk. Bogor: Pusat Penelitian Tanaman Pangan, 2022
https://repository.pertanian.go.id/items/c880a04e-6a7a-4d22-8f15-b6770b7d31a5
2. Pengendalian hama & penyakit pada tanaman padi di sulawesi selatan/ Abdul Wahid. Makasar: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, 2018