NPP : 3271034C1019314
Salah satu produk biodekomposer Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian adalah AgroDeko-1. AgroDeko-1 merupakan biodekomposer konsorsia dari strain-strain fungi Trichoderma, penambat N berupa khamir non patogen dan Candida sp yang tumbuh cepat dan mampu menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan untuk mendekomposisi jaringan tanaman yang berupa lignin, selulosa dan hemiselulosa.
Manfaat: (1) Mempercepat dekomposisi biomassa tanaman dengan menurunkan C/N dari 40-60 menjadi 15-20 dalam waktu 7-14 hari; (2) Aplikasi pada blotong (limbah pabrik gula) efektif; (3) menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan mengurangi bau busuk; (4) Tidak perlu bahan tambahan lain (urea, gula, molase, dll.); dan (5) Mudah dilakukan oleh petani.(Sumber Balittanah)
informasi lebih lanjut
Balai Penelitian Tanah
Jl. Tentara Pelajar No.12 Bogor Jawa Barat 16114 Indonesia
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it., This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Telp :+622518336757 Fax :+622518321608; +622518322933
Apa itu BUSAKANBER? Iya Busakanber merupakan salah satu teknologi budidaya di lahan sempit dengan memanfaatkan pekarangan. Busakanber singkatan dari budidaya sayuran dan ikan dalam ember. Bagaimana cara memulainya, Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah Rejeki, Desa Tambak, Karangdowo, Klaten Jawa Tengah telah memulai teknologi Busakanber, melalui Seri Viral Agriculture in Action pada Open Virtual Literacy (OVIRAL) Room beberapa waktu lalu. KWT ini telah berbagi pengalamannya
Sukini Ketua KWT Berkah Rejeki Secara teknis, menjelaskan teknologi Busakanber ini menggunakan ember platik volume 70 liter. Untuk menghilangkan bau ember digunakan daun pepaya yang digosokkan pada dinding ember. Lubang pembuangan dibuat pada dasar ember yang dipasang penutup dan lubang untuk mencegah banjir dibuat pada 10 cm dari bibir ember. Selanjutnya wadah sayuran dibuat dari gelas plastik bekas yang diberi kawat untuk menempatkannya pada bibir ember. Penanaman menggunakan media arang yang dialasi dengan dakron/kapas, kemudian diisi dengan bibit kangkung, bayam atau sayuran lain.Lebih lanjut Sukini menjelaskan bahwa pemeliharaan lele dimulai dengan mengisi ember dengan 50 liter air yang telah difermentasi 1 minggu sebelumnya dengan biodekomposer komersial (EM4 atau yang lain) atau dapat juga menggunakanAgroDeko-1 yang merupakan biodekomposer inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian dengan takaran 22 cc per liter air.
“Kemudian bibit lele ukuran 15 sebanyak 60-80 ekor dimasukkan ke dalam ember dan ditambah air terfermentasi sampai menyentuh dakron dalam gelas plastik selanjutnya air diganti 2 minggu sekali. Jika air dalam ember mengeluarkan bau, buang separuh dan isi kembali dengan air terfermentasi. Lele diberi pakan dua-tiga kali sehari pagi siang dan sore, dimulai pada hari kedua.Agar lele tidak loncat, tutup ember diberi kawat/penutupi. Untuk mengurangi pengaruh pH air karena hujan, air bisa dikurangi dan dan ditambahkan kembali. Panen tanaman bisa dilakukan 20 hari setelah tanam, sedangkan lele3 bulan setelah tebar” Ujar Sukini.
Menyebarkan informasi teknologi pertanian menjadi tugas utama Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA). Agar teknologi tersebut dapat diterima dan dipahami oleh para penyuluh dan petani, PUSTAKA mengemas dan menyebarkannya dalam bentuk tercetak seperti buku, booklet, leaflet, poster, media digital (website, aplikasi digital, dan media sosial) atau melalui pertemuan langsung seperti pameran, bimbingan teknis dan virtual literacy. Pandemi Covid-19 memacu PUSTAKA untuk tetap dapat menggaet stakeholdernya tanpa harus datang langsung. Virtual Literacy (VL) menjadi cara menyebarkan informasi paling favorit saat pandemi.
Sinergi harmonis bersama Unit Kerja dan Unit Pelaksana teknis lingkup Kementerian Pertanian telah dilakukan PUSTAKA dengan bekerjasama menyebarkan informasi teknologi pertanian melalui konsep VL. Sebanyak 23 tema terkait teknologi pertanian telah digelar dan dipublikasikan melalui media sosial berbagi video "Youtube". PUSTAKA juga bersinergi dengan institusi yang menaungi para penyuluh dan KTNA untuk menggaet target sasaran penyuluh dan petani agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan VL yang diselenggarakan. Hal ini terbukti dengan berpartisipasinya ribuan penyuluh dan petani dalam setiap penyelenggaraan VL bertema teknologi pertanian.
Salah satu tema VL yang diusung PUSTAKA adalah "Teknologi Pembuatan Arang dan Asap Cair dari Sekam Padi" yang digelar pada 24 Juni 2020. VL tersebut menghadirkan peneliti asap cair dari sekam padi, Hernani dan peneliti arang dari sekam padi, Ridwan Rahmat. Keduanya dari Balitbangtan Kementerian Pertanian. VL tersebut mampu menyedot lebih dari 2.000 partisipan yang sebagian besar adalah penyuluh dan petani. Tema kali ini diangkat berdasarkan permintaan follower yang tertarik dengan infografis yang dipublikasikan di media sosial PUSTAKA dan ingin tahu lebih detail terkait cara pembuatan dan nilai tambah yang dihasilkan dari pembuatan asap cair dan arang dari sekam padi.
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122
dummy+62-251-8321746
dummy [email protected]
We have 2154 guests and no members online