Suka kudapan berbahan tempe atau tahu ? mengkonsumsi kudapan ini memang mantap rasanya, bagi orang Indonesia tidak lengkap rasanya jika belum makan tahu tempe, wajar saja karena tahu tempe sudah menjadi makanan turun temurun sejak nenek moyang. Tahu tempe berbahan baku kedelai, namun kondisi saat ini banyak petani yang masih enggan untuk menanam komoditas ini, karena bagi petani Indonesia menanam kedelai menjadi hal yang asing, sebagian besar petani lebih memilih menjadi petani padi, jagung dan komoditas hortikultura. Menjadi petani kedelai seharusnya bisa menjadi petani yang sukses, prospek bisnisnya menjanjikan karena permintaan kedelai sangat besar. Menanam kedelai tidak sulit hanya saja menanam kedelai lebih baik di lahan bekas padi, bagaimana cara menanam kedelai? ada beberapa hal yang harus diperhatikan
Pengolahan Lahan
Tanah bekas penanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah tanah = TOT), namun jerami padi perlu dipotong pendek. Untuk memberantas gulma perlu disemprot dengan herbisida kontak atau sistemik.
Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 20 cm setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek, dan sebagai saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air.
Penanaman
Benih kedelai ditanam dengan tugal. Pada kondisi musim kemarau, sebaiknya lubang tanam lebih dalam untuk menghindari kekeringan, sedangkan pada musim hujan lubang tanam sebaiknya lebih dangkal untuk menghindari pembusukan akar akibat tanah becek. Kebutuhan benih : 25-40 kg, tergantung dari ukuran biji. Semakin besar ukuran biji sebanyak banyak benih yang dibutuhkan, sebaliknya semakin kecil ukuran biji semakin sedikit kebutuhan benih.
Jarak tanam : 40 cm x 25 cm atau 40 cm x 20 cm atau 40 cm x 15 cm atau 40 cm x 10 cm tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman. Semakin tinggi kesuburan tanah, sebaiknya jarak tanam yang digunakan yang lebih renggang begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesuburan tanah sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih rapat. Begitu pula pada umur varietas, varietas yang umur pendek (genjah), sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih rapat (40 cm x 10 cm), varietas yang umur sedang sebaiknya menggunakan jarak tanam yang sedang (40 cm x 15 cm), dan varietas yang umur dalam (umur panjang), jarak tanam yang digunakan lebih renggang (40 cm x 25 cm).
Pada lahan sawah tadah hujan, sebaiknya penanaman dilakukan tidak lebih dari 7 hari setelah panen padi. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan kelembaban tanah untuk perkecambahan benih. Pada kondisi tanah kering, ada beberapa cara yang sering dilakukan petani antara membuat alat tugal yang dilengkapi dengan penampungan air seperti yang dilakukan oleh petani di Panincong dan Batu-Batu. Alat ini cukup efektif untuk membantuk biji berkecambah pada kondisi tanah kering. Lubang yang dibuat pada musim kemarau sebaiknya lebih dalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperdalam perakaran tanaman sehingga terhindar dari kekeringan. Sedangkan lubang tanam yang dibuat pada musim hujan sebaik lebih dangkal. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pembusukan akar akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Cara kedua yang dapat dilakukan bila menanam dimusim kemarau adalah merendam benih sebelum ditanam (3-8 jam) tergantung dari kondisi kadar air benih kedelai.
Pemupukan
Untuk lahan sawah bekas pertanaman padi, cukup diberikan pupuk NPK dengan dosis 200 – 300 kg/ha, tergantung dari tingkat kesuburan tanah. Pemberian pupuk diberikan secara larikan atau ditabur diantara barisan tanaman. Setelah ditaburi pupuk segera diairi untuk menghindari terjadi kekeringan tanaman akibat reaksi pupuk. Bisa juga pemberian pupuk dilakukan setelah tanaman diari. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekeringan tanaman akibat penggunaan pupu
Pengairan
Pada awal pertumbuhan (15-21 hst), saat berbunga (umur 25-35 hari), dan saat pengisian polong (umur 55-70 hari) tanaman kedelaisangat peka terhadap kekurangan air. Pada fase tersebut tanaman harus diari apabila tidak turun hujan. Pada saat pemberian air, untuk mempercepat peresapan air keseluruh bagian sawah, maka sebagian saluran air ditutup.
Panen
Panen dilakukan apabila semua daun tanaman telah rontok, polong berwarna kuning/coklat, dan telah mengering. Panen dilakukan dengan memotong pangkal batang pakai sabit. Hindari panen dengan cara mencabut tanaman untuk menghindari tercampurnya hasil panen dengan tanah.
Perontakan dapat dilakukan dengan menggunakan Power Treser (Perontok dengan menggunakan mesin) atau dengan cara manual pakai kayu. Perontokan dengan cara manual sebaiknya menggunakan kayu yang tidak bersegi untuk menghidari pecahnya biji akibat pukulan kayu.
Pasca Panen
Biji yang sudah dibersihkan , kemudian dijemur selama 3-5 hari tergantung dari kondisi cuaca. Untuk penyimpanan biji sebaiknya menggunakan karung plastik dengan kadar 10-12%. Hal ini dimaksudkan supaya dapat bertahan lama dan tidak mudah diserang oleh hama dan penyakit.
Biji yang mau dijadikan benih sebaiknya kadar airnya berkisar 9-10% dan disimpan dalam wadah yang tertutup seperti jergen atau drum untuk benih jumlah yang terbatas. Sedangkan benih yang jumlahnya banyak sebaiknya dikemas menggunakan plastik dengan ketebalan 0,2 mm kemudian dimasukkan ke dalam karung.