Bagaimana usaha Kementerian Pertanian meningkatkan produktivitas dan kualitas buah? Salah satunya adalah dengan mengaplikasikan teknologi Ultra High Density Plantation (UHDP). Untuk mengenalkan teknologi UHDP kepada para petani, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Hortikultura menggelar Virtual Literacy pada 8 Juni 2021.
Virtual Literacy kali ini mengangkat tema "Tingkatkan Hasil dan Kualitas Panen Mangga dengan teknologi UHDP". Lantas UHDP itu apa sih? UHDP diartikan sebagai penanaman dengan sistem jarak tanam rapat.
Acara tersebut dibuka oleh Kepala PUSTAKA Abdul Basit, serta Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman. Keduanya berharap semoga teknologi UHDP menjadi salah satu terobosan teknologi yang memberikan dampak positif bagi petani mangga.
Pakar yang dihadirkan pada acara VL kali ini adalah Endang Gunawan, peneliti di Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB. Endang mengungkapkan bahwa keuntungan dari teknologi ini, produktivitas per hektare jauh lebih besar hingga tiga kali lipat dibandingkan penanaman dengan metode konvensional. Penerapannya bisa meminimalisir kebutuhan air jauh dari kebutuhan pada umumnya.
Endang menyebutkan, teknologi UHDP ini hanya terdiri dari empat unsur yang perlu dipenuhi. Diantaranya pemilihan varietas yang bisa ditanam di lahan yang rapat, terpenuhinya kebutuhan air, pemupukan yang menggunakan system fertigasi serta pemangkasan yang teratur. “UHDP bisa diterapkan hampir ke semua jenis tanaman buah semusim, seperti mangga, jeruk, lengkeng atau jambu". Tambah Endang.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Tani Agrimania, Haji Urip mengatakan telah menerapkan teknik UHDP pada tanaman mangga miliknya sejak 2017. “Seluruh mangga varietas agrimania milik kami, dibudidayakan dengan teknik UHDP. Kami menerapkan UHDP sejak empat tahun silam dan hasilnya sangat memuaskan,” jelas pemilik Agroeduwisata Situbolang, Cikedung, Indramayu.
Urip menjelaskan, dengan jarak tanam rapat sampai 5 x 5 meter saja, populasi bisa bertambah dua kali lipat. Dirinya meyakini teknologi ini menjadi terobosan baru dalam dunia pengembangan mangga di Indonesia.