Menikmati keindahan bunga krisan, tentu menyenangkan, bagaimana jika bunga krisan tumbuh dalam pot di rumah kita ? Krisan pot merupakan tanaman yang banyak diminati konsumen. Terdapat 3 jenis krisan yang digunakan sebagai bahan tanaman untuk budidaya krisan pot. pertama adalah krisan potong yang dibudidayakan sebagai krisan pot. Untuk jenis ini, budidaya krisan pot harus menggunakan perlakuan zat pengatur tumbuh paclobutrazol atau alar dengan tujuan untuk mengatur tinggi tanaman agar sesuai dengan kriteria tanaman pot. Kriteria krisan pot ialah tanaman berpenampilan kompak, pendek dan rimbun yang serasi dengan wadahnya (pot). Penggunaan zat pengatur tumbuh paclobutrazol atau alar dapat dilakukan dengan tujuan untuk keserempakan bunga dan menghasilkan warna daun yang lebih gelap (hijau tua). Krisan garden mum merupakan jenis krisan pendek dengan produksi cabang yang banyak. Berbudidaya krisan dalam pot tentu menyenangkan, namun ada hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah
Tanaman Induk
Penanaman dan pemeliharaan tanaman induk sumber benih untuk krisan pot sama dengan pada krisan potong. Pengolahan lahan dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam ±30 cm, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran 100-120 cm dan tinggi 20-30 cm. Selanjutnya dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 30 ton/ha dan humus bambu 10 ton/ha. Pemberian pupuk dasar berupa urea 200 kg/ha, KCl 350 kg/ha dan SP 36 300 kg/ha. Jika lahan diduga mengandung penyakit tular tanah maka sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan basamid dengan dosis sesuai anjuran, kemudian bedengan ditutup dengan plastik kedap udara selama 2-3 minggu. Penanaman tanaman induk dilakukan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm (25 tanaman/m2). Pemupukan lanjutan diberikan satu kali sebulan berupa urea 15 g dan KNO3 25 g untuk setiap m2. Pupuk cair dengan N tinggi diberikan seminggu sekali dengan dosis 2g/l. Pemberian penyinaran tambahan dilakukan selama 4 jam mulai pukul 10.00-02.00. Panen setek pucuk untuk benih diambil dari tunas aksilar yang telah mempunyai 6-7 daun sempurna. Setek pucuk dipotong diatas daun ke-4 dari pangkal batang dan setek mempunyai 2-3 daun sempurna. Benih dengan mutu yang bagus merupakan benih yang sehat, bebas hama penyakit, tidak mengalami gangguan fisiologis dan mempunyai daya tumbuh yang tinggi.
Benih krisan
Setek pucuk krisan sepanjang ±7 cm. Lakukan perompesan pada setek hingga tersisa 2-3 daun dewasa. Celupkan pangkal batang setek pada larutan ZPT pengakaran (Rootone F, Root up). Akarkan pada media pengakaran (sekam bakar, sekam bakar+humus bambu halus). Selama pengakaran setek diberi perlakuan hari panjang. Selama periode pengakaran dijaga kelembaban lingkungan.
Media tanam krisan pot
Media tanam harus gembur, memiliki aerasi yang baik, dan mampu menahan air. Terdapat berbagai macam pilihan media tanam, yaitu : gambut + serbuk sabut kelapa + sekam bakar = 1:1:1, sekam bakar + humus bambu halus + pupuk kandang = 1:1:1, sekam bakar + humus bambu halus + kompos + tanah = 1:1:1:1, sekam bakar + gambut = 2:1, dll. Pertimbangan pemilihan media antara lain adalah ringan, mudah didapat, dan harga terjangkau.
Penanaman krisan pot
Krisan pot yang umum dijual di pasaran biasanya ditanam dengan menggunakan pot plastik berukuran diameter 15 cm atau 17 cm. Untuk pot diameter 15 cm ditanam 5-6 setek krisan. Jumlah setek ini tergantung pada jenis krisan yang ditanam, jika memiliki tajuk yang kecil maka jumlah setek yang ditanam dalam satu pot harus lebih banyak agar tanaman tetap terlihat rimbun. Formasi tanam adalah 1 + 4 (1 setek ditanam di tengah, 4 setek di pinggir), jika lebih dari 5 setek formasi tetap 1 setek di tengah pot dan yang lain di pinggir pot.
Pinching
Pinching adalah membuang titik tumbuh terminal dengan tujuan untuk merangsang tumbuhnya tunas lateral. Dari satu setek yang telah dipinching diharapkan dapat tumbuh 3-4 tunas lateral. Pinching dilakukan sekitar 5-10 hari setelah tanam (5-7 hari untuk tipe krisan potong, 8-10 hari untuk tipe krisan pot), melihat kondisi tanaman. Pinching dilakukan dengan memotong titik tumbuh terminal tanaman dan menyisakan 4-5 daun dibawahnya.
Pemberian hari panjang
Lama periode pemberian hari panjang pada tanaman krisan pot dilakukan dengan melihat kondisi tanaman, jika tanaman telah memiliki tunas lateral sekitar 2-3 cm maka pemberian hari panjang dihentikan, umumya sekitar 7-14 hari setelah tanam di pot. Pemberian hari panjang dilakukan dengan penyinaran selama 4 jam (atau bisa lebih) setiap malam dengan menggunakan lampu essensial 18 watt atau lampu pijar 100 watt.
Penyiraman, pemupukan dan pengendalian HPT
Penyiraman dapat dilakukan dengan sistem perendaman, drip atau overhead. Pada fase vegetatif tanaman diberikan pupuk dengan N tinggi (Growmore 32-10-10, Rosasol, Bioleaf), pada saat fase generatif tanaman diberikan pupuk P dan K tinggi. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai kondisi tanaman, untuk pencegahan dilakukan seminggu sekali.
Disbudding
Berdasarkan jumlah bunga dalam satu tunas/cabang, terdapat 2 tipe krisan pot yaitu tipe standar dan tipe spray.
Pada krisan pot dengan tipe standar, pada satu tunas/cabang akan dipelihara satu bunga yaitu bunga terminal. Maka dilakukan disbudding atau pembuangan kuncup-kuncup bunga lateral.
Pada krisan pot dengan tipe spray, pada satu tunas/cabang akan dipelihara 3-6 bunga. Maka dilakukan disbudding atau pembuangan kuncup bunga terminal dan kuncup-kuncup bunga lateral yang terletak dibawah. Pembuangan kuncup-kuncup bunga ini harus dilakukan saat kuncup bunga masih kecil agar penampilan tanaman bagus.
Panen
Krisan pot dengan tipe bunga spray dapat dipanen pada saat bunga telah mekar 60-70%. Pada krisan pot dengan tipe bunga standar panen dilakukan saat bunga telah mekar. Pengemasan krisan pot dapat dilakukan dengan menggunakan plastik transparan ataupun kertas.
Pemberian ZPT paclobutrazol atau alar
Untuk mengatur tinggi tanaman krisan pot agar diperoleh tinggi yang sesuai dengan kriteria tanaman pot, dapat dilakukan dengan penyemprotan ZPT paclobutrazol atau alar. Dosis dan konsentrasi penggunaan ZPT paclobutrazol atau alar ini berbeda-beda untuk setiap varietas krisan. Penyemprotan pertama dapat dilakukan sekitar 1 minggu setelah memasuki hari pendek dengan dosis 1 cc/l atau 1g/l. Setelah penyemprotan pertama dilihat respon tanaman untuk menentukan apakah diperlukan lagi pemberian ZPT atau tidak. Jika pucuk tanaman telah memperlihatkan warna hijau tua pemberian ZPT dihentikan.