Susu, minuman ini memang tidak asing lagi di telinga kita, banyak susu dengan berbagai merk dagang ditawarkan. Rata-rata susu yang ditawarkan berasal dari susu sapi atau kedelai, pernahkah mendengar susu yang berasal dari beras, Kementerian Pertanian telah menghasilkan inovasi berupa susu yang terbuat dari beras patah dan menir. Mengapa beraspatah dan menir? Beras patah dan menir memiliki nilai gizi yang sama dengan beras kepala, hanya bentuknya yang berbeda. Agar nilai ekonominya meningkat, beras patah dan menir diproses lebih lanjut menjadi produk pangan bermutu tinggi. Salah satu alternatif pengolahan beras patah tersebut adalah menjadi susu beras.
Bahan baku utama pembuatan susu beras ditekankan beras patah dari beras berwarna karena kaya antioksidan. Selain itu ditambahkan juga protein nabati dan ekstrak sayuran sehingga menjadikan susu beras sangat kaya akan nutrisi. Oleh karena itu susu beras ini disebut juga dengan susu beras fortifikasi (diperkaya).
baik bagi konsumen yang menjalani program penurunan berat badan. Susu beras fortifikasi menjadi salah satu pilihan bagi kaum vegan atau yang tidak memakan makanan yang bersumber dari hewani. Susu beras fortifikasi memiliki potensi sebagai minuman fungsional (memberi efek kesehatan). Teknologi pengolahan susu beras fortifikasi telah siap diadopsi oleh UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dengan modal usaha relative kecil. Teknologi tepat guna merupakan pilihan teknologi dan aplikasinya yang memiliki karakteristik terdesentralisasi, berskala kecil, hemat energi, padat karya, dan berkaitan erat dengan kondisi lokal.
Teknologi ini dirancang untuk masyarakat tertentu sesuai dengan aspek lingkungan, keetnisan, budaya, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Peningkatan nilai ekonomi beras patah menjadi susu beras fortifikasi dengan teknologi tepat guna merupakan pilihan tepat, agar masyarakat dapat menerapkan dan mendapatkan manfaat dari teknologi yang telah ada.