Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor menjadi tempat yang dipilih Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) sebagai tempat pelaksanaan bimbingan teknis (bimtek) bertema “Teknologi fermentasi Bioflok untuk mengolah limbah tongkol jagung” yang diselenggarakan pada 6 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh penyuluh dan petani di wilayah Yogyakarta.
Bimtek ini merupakan salah satu upaya PUSTAKA dalam memberikan edukasi dan literasi kepada petani. Hal ini diungkapakan oleh Vivit Wardah Rufaidah (Ketua Tim Kerja Sumber Daya Literasi.
Hadir sebagai narasumber dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), yaitu Rer. Nat Sarjiya Antonius, Riki Ruhimat, dan Entis Sutisna. Dalam paparannya, Antonius menjelaskan bahwa tongkol jagung mengandung senyawa penting seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin.
“Dalam proses fermentasi limbah organik padat, bantuan mikroba bioaktivator sangat dibutuhkan karena mengandung bakteri dan jamur unggul yang terseleksi khusus untuk proses pengomposan, sehingga dapat menghasilkan biokompos dengan kandungan asam humat yang lebih tinggi," ujar Antonius.
Lebih lanjut, Antonius mengungkapkan bahwa asam humat sangat penting sebagai penentu kualitas kompos karena mengandung agen agresi tanah, meningkatkan porositas tanah, kapasitas tukar kation (KTK), kapasitas menahan air (WHC), serta berfungsi sebagai penyimpan unsur hara dan pengikat elemen mineral.
Selain pemaparan materi, para peserta juga diberi kesempatan untuk praktik membuat kompos dari tongkol jagung yang dipandu oleh Entis Sutisna. Dalam praktik tersebut, Entis memperagakan langkah-langkah pengolahan tongkol jagung dan limbah pertanian lainnya.
“Pertama, limbah pertanian seperti tongkol jagung, kulit jagung serta rumput dikumpulkan dan disusun, kemudian ditambahkan kotoran hewan. Setelah itu, ditaburi dengan biochart (arang sekam/batok), kasgot, zeolit, kapur, B-plop/decomposer. Lapisan tersebut disusun hingga mencapai tinggi satu meter dengan lebar satu meter dan kemudian ditutup,” terang Entis.
"Proses ini memungkinkan fermentasi berjalan optimal dengan bantuan mikroba bioaktivator, sehingga limbah tongkol jagung dapat diubah menjadi kompos berkualitas tinggi yang bermanfaat untuk pertanian, bioaktivator yang digunakan adalah bioflok (hasil penelitian BRIN," pungkasnya.
Teknologi fermentasi Bioflok ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi pengelolaan limbah pertanian di daerah pedesaan, meningkatkan kualitas tanah, dan mendukung pertanian berkelanjutan (Snt/edit TP)