Sebagai bahan pangan, sorgum telah diusahakan secara tradisional oleh sebagian petani di Jawa dan Nusa Tenggara sejak beberapa dekade yang lalu. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil pertanaman sorgum di negara lain seperti India dan Thailand. Penggunaannya sebagai pangan keluarga bagi petani subsisten menyebabkan kurangnya dorongan untuk memperoleh hasil panen yang lebih tinggi. Di satu sisi, kebutuhan pangan dan bioenergi akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, perkembangan industri otomotif ramah lingkungan, dan makin berkurangnya deposit bahan bakar minyak fosil.
Salah satu kelebihan tanaman ini adalah toleran kekurangan dan kelebihan air sehingga prospektif dikembangkan sebagai pangan alternatif dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Komoditas ini juga prospektif dikembangkan sebagai bahan baku bioenergi. Meski termasuk tanaman minor, sorgum sebenarnya mempunyai beberapa kelebihan dibanding tanaman pangan lain, seperti tidak memerlukan masukan tinggi, dapat tumbuh baik pada lahan marginal, dan relatif lebih sedikit terserang organisme pengganggu tanaman (OPT).
Informasi ini dimuat pada artikel Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.36 No.1 Th. 2014. Artikel tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka.