Profesional, kata itu yang selalu digaungkan untuk para fungsional khusus, termasuk pustakawan agar kinerjanya dapat bermanfaat bagi pembangunan pertanian. Lalu bagaimana agar para Pustakawan dapat menjadi profesional di bidangnya, Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Abdul Basit mengupasnya dalam sambutan yang disampaikan pada pembukaan Apresiasi Peningkatan Kompetensi Pustakawan Lingkup Kementerian Pertanian yang digelar 23 Juni 2021.
Menurutnya rajin saja tidak cukup, Pustakawan pintar, berpendidikan tinggi belum tentu profesional. Lalu bagaimanakah caranya ? Dengan semangat ia menjelaskan seorang Pustakawan harus menyusun strategi/taktik dalam bekerja, memahami peraturan, prosedur dan SOP, sehingga menjadi profesional
Dalam kesempatan tersebut ia berbagi pengalamannya. Selama puluhan tahun ia bekerja menjadi struktural di berbagai unit kerja, pegawai yang berdedikasi menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat selalu menjadi andalan pimpinannya.
Selanjutnya ia menghimbau kepada para pustakawan, agar bekerja sesuai tuntutan institusinya. "Kita berada di era reformasi birokrasi dimana penilaian jabatan fungsional akan terintegrasi antara SKP dengan Angka kredit sehingga sudah tidak ada lagi fungsional yang asik sendiri" ungkapnya.
Lantas dengan kondisi seperti itu, apa yang harus dilakukan para Pustakawan? Tanyanya bersemangat. "Semua harus berpacu pada diri sendiri dan harus relevan." Ungkapnya,
Kemudian ia berpesan agar para Pustakawan tetap kompak jika ingin merubah anggapan fungsional hanya berkontribusi untuk angka kredit. "Buat tulisan yang dapat menggelitik pimpinan seperti Policy brief pengelolaan perpustakaan, " serunya.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan serta aspek teknis, administrasi serta peraturan kepustakawanan.