Siapa tak suka cabai? Hampir seluruh masyarakat Indonesia menyukai cabai. Pedasnya cabai dapat menjadi penambah nafsu makan bagi penggemarnya, dibalik pedasnya cabai siapa yang tahu Penanganan benih cabai sampai dengan proses pasca panen cabai?
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) mengupasnya dalam kegiatan yang dikemas apik dalam bentuk bimbingan teknis (bimtek) “Budi daya Cabai” pada 31 Juli 2024 yang lalu. Kelurahan Rancamaya menjadi lokasi layanan literasi inklusi sosial.
Bimtek ini diselenggarakan di Kelompok Tani Dewasa (KTD) Mekar Mencrang, Kelurahan Rancamaya. Acara yang berkonsep santai ini digelar di di rumah Amir, salah satu anggota Kelompok Tani Dewasa (KTD).
Kegiatan ini dihadiri oleh Lurah Rancamaya, Iman beserta jajarannya, PKK, petani, dan penyuluh pertanian wilayah Bogor Selatan. Juznia, tim literasi PUSTAKA, menyatakan bahwa bimbingan teknis ini merupakan salah satu upaya PUSTAKA dalam memberikan edukasi dan literasi langsung di lapangan kepada petani.
Hadir sebagai narasumber Ketty Suketi, Dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Dalam paparannya, Ketty menjelaskan bahwa berbagai inovasi teknologi budi daya cabai dapat diterapkan sebagai upaya meningkatkan produktivitas cabai. Penanganan benih cabai sampai dengan pasca panen diterangkan secara detail. Pemaparan materi mencakup budi daya cabai mulai dari benih, pemeliharaan dan penanganan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan lestari. Analisis usaha tani cabai juga disampaikan pada petani.
Selesai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab. Banyak Peserta bertanya tentang hama dan penanganannya. Acara dilanjutkan dengan peninjauan ke lokasi pertanaman. Tanaman cabai di lokasi dalam kondisi kering dan dan terserang hama pada daunnya. Ketty menjelaskan solusi untuk permasalahan yang terjadi di lapangan. Peserta berharap ada tindak lanjut untuk kegiatan selanjutnya untuk penanganan hama. (JA/edit TP)