PUSTAKA Kementan Dukung Pengembangan Perpustakaan dan Pelestarian Koleksi Langka Lintas Kementerian
Selain melestarikan koleksi langka di Kementerian Pertanian, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) juga mendukung pengembangan perpustakaan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) dengan menghadiri forum diskusi yang bertajuk “Preservasi dan Konservasi Koleksi Langka Dokumen Hukum”. Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 10 Maret 2020 ini dibuka oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Benny Riyanto, dan dihadiri oleh jajaran eselon dua lingkup BPHN, serta peserta dari berbagai Kementerian dan Lembaga.
Kegiatan workshop preservasi dan konservasi koleksi langka dokumen hukum ini dilatarbelakangi oleh banyaknya koleksi tua peninggalan kolonial belanda tentang hukum yang dimiliki oleh perpustakaan BPHN, namun belum dikelola dengan baik. Diharapkan setelah dilakukannya forum diskusi ini, dapat segera ditindaklanjuti dengan beberapa kegiatan yang mengupayakan penyelamatan fisik dan informasi dari koleksi tua tersebut, baik melalui kegiatan alih media dari cetak menjadi digital, laminasi dan lining, ataupun enkapsulasi.
Forum diskusi menghadirkan narasumber di bidang pelestarian, Direktur Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Kandar, Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Retno Sri Hartati Mulyandari, serta Kepala Subbidang Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka, Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Alfa Husna
Direktur Preservasi ANRI, Kandar menyampaikan bahwa pada prinsipnya hanya dapat memperlambat laju kerusakan sebuah dokumen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju kerusakan dokumen adalah iklim, binatang perusak dan manusia. Posisi Indonesia dengan kondisi iklimnya menyebabkan kerusakan dokumen menjadi lebih cepat. Oleh karena itu, beberapa kegiatan preservasi dan konservasi dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya dan memperbaiki kerusakan fisik dokumen. Catatan penting yang disampaikannya adalah pentingnya masalah keamanan dalam menyimpan koleksi yang sudah dilakukan. Jangan sampai apabila terjadi bencana semua dokumen atau koleksi perpustakaan hilang tanpa memiliki backup-nya.
Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari menyampaikan materi tentang Strategi Perpustakaan Pertanian Kementan dalam preservasi dan konservasi koleksi perpustakaan. Kepada peserta workshop, Kepala PUSTAKA mengenalkan sejarah keberadaan PUSTAKA yang dimulai dengan berdirinya Bibliotheca Bogoriensis hingga berkembang saat ini menjadi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian yang mengelola perpustakaan khusus bidang pertanian sekaligus peraih sertifikat sebagai perpustakaan khusus terbaik nasional dengan akreditasi A. Program utama yang dikembangkan PUSTAKA mendukung program nasional adalah PUSTAKA On the Spot untuk perTanian maju, mandiri, dan modern (POS Tani), yang didukung dengan gencarnya kegiatan virtual literacy (vL) dan tersedianya Open Virtual Litercy Room (OViral) dan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan semangat Library Comes to you.
Kepala PUSTAKA juga menyampaikan kegiatan preservasi dan konservasi yang sudah dilakukan sejak tahun 2006 dan hasilnya sampai saat ini baik melalui proses konservasi fisik maupun proses digitalisasi. Guna meningkatkan nilai tambah dari kegiatan konservasi koleksi langka yang telah dilaksanakan, PUSTAKA melengkapinya dengan ruang layanan khusus untuk antiquariat sehingga pengguna dengan nyaman dan mudah mencari informasi koleksi tua di ruangan yang telah disediakan baik secara fisik maupun yang telah dilakukan digitalisasi. Kepala PUSTAKA juga menjanjikan kegiatan preservasi untuk pemeliharaan koleksi tua melalui perlakuan khusus dengan ruangan yang dilengkapi sarana dan prasarana yang standar untuk preservasi termasuk pengaturan suhu dan keadaan lingkungan penyimpanan, hingga penyediaan sarana untuk mencegah terjadinya kerusakan buku oleh faktor yang lain.
Sementara itu, Alfa Husna menjelaskan tentang pentingnya Preservasi dan Konservasi. Koleksi Perpustakaan di Era Digital. Menurutnya Koleksi perpustakaan yang terdiri atas karya cetak dan karya rekam merupakan salah satu hasil budaya bangsa yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional, khususnya sebagai tolok ukur kemajuan intelektual bangsa, referensi dalam bidang pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, penelitian, penyebaran informasi, dan pelestarian kebudayaan nasional, serta merupakan alat telusur terhadap catatan sejarah, jejak perubahan, dan perkembangan bangsa untuk pembangunan dan kepentingan nasional.
Di Era digital, preservasi dan konservasi bukan hanya menyelamatkan secara fisik tapi juga memudahkan dalam diseminasi informasi karena sudah tersedia salinannya dalam bentuk data digital yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.
Dalam kesempatan tersebut PUSTAKA siap membantu Kementerian/Lembaga mana saja yang berminat mengembangkan kegiatan preservasi dan konservasi lebih lanjut dalam bentuk magang, kunjungan ataupun konsultasi.