Untuk menambah wawasan masyarakat tentang pertanian, Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) menggelar acara bincang literasi pada 22 Mei 2023, yang mengangkat tema “Penggunaan Varietas Unggul dan Pengendalian Wereng pada Budidaya Padi”.
Hadir sebagai narasumber Sari Nurlita, Penyuluh BPSIP Kalimantan Barat yang memaparkan materi tentang padi di Kabupaten Sambas, menurutnya Sentra pengembangan padi di Kalimantan Barat dengan luas sawah terbesar 43.514,29 Ha.
Ia menambahkan produksi padi dari Kabupaten Sambas sebanyak 200.361,87 ton atau sekitar 19,03 persen dari produksi padi di Kalimantan Barat. Namun hal yang menjadi masalah adalah rendahnya penggunaan varietas unggul, yakni berkisar 30%.
Untuk itulah ia bersama tim melakukan penelitian dan gerakan masif untuk membangkitkan dan memperkenalkan produktifitas padi Inpari 36 dan 37 di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. menurutnya varietas padi ini telah di uji coba dan hasilnya mampu meningkatkan produktifitas padi unggul.
“Varietas unggul merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan produktifitas yang mudah dan murah untuk dilaksanakan serta berperan penting dalam usaha meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian.” Ungkapnya.
Ia juga menjelaskan beberapa sifat-sifat varietas ungul diantaranya berdaya hasil tinggi dan berumur genjah, tahan terhadap hama penyakit, serta rasa nasi yang enak. Kemudian ia menambahkan manfaat penggunaan varietas unggul dapat menjadikan pertumbuhan tanaman seragam dan waktu panen nya juga serempak, rendemen dan hasil mutu lebih tinggi sesuai selera konsumen, tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Hasil produksi bila dikelola secara baik dan benar dapat meningkatkan produktifitas 56% dari hasil biasa.
Dalam kesempatan yang sama, narasumber Ferly P.Tambunan, Koordinator BPP Wagir Malang mamaparkan materi tentang Ngubin dan Kewaspadaan Terhadap Serangan Wereng. Ia menjelaskan bahwa karakteristik Kabupaten Malang yang cenderung bersuhu dingin, menyebabkan kemungkinan tingginya bibit hama penyakit karena bersuhu lembab.
“Untuk itu BPP bekerjasama dengan petani untuk menjelaskan bahwa penyebab endemik hama yang terjadi di daerah mereka adalah daerah yang lembab oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan secara dini dan berkala terhadap tanaman khususnya padi.” jelasnya
Ia mengungkap bahwa hal ini dilakukan untuk mengetahui sebaran hama dan jenis apa yang menyerang, setelah diketahui hal pertama yang dilakukan adalah penyemprotan hama penyakit melalui bantuan dari pemerintah, serta menanam tanaman refugia sebagai tanaman inang dari musuh hama di sekitar galangan padi seperti bunga matahari yang terbukti mampu mengusir hawa wereng, kumbang dan laba-laba. Kagiatan ini diikuti oleh 107 peserta. (Sumber Informasi JH/Rep : TP/Editor AS))