Siapa yang tidak ingin memiliki penghasilan puluhan juta perbulan? Seorang pemuda bernama Opi dari Sumedang, Jawa Barat telah berhasil menjadi penangkar benih salah satu komoditas tanaman rempah dan obat yaitu Vanili. Berkat ketekunannya ia berhasil meraup omzet 30-50 juta rupiah perbulan. Opi hanyalah satu dari sekian banyak petani atau agropreneur muda yang menekuni dunia rempah dan obat. Dahulu tanaman rempah dan obat pernah menjadi primadona nusantara, sekarang komoditas ini mulai menunjukan geliatnya kembali, terbukti dengan mulai bermunculan petani-petani muda yang kita kenal dengan petani milenial yang telah sukses sebagai penangkar, petani budidaya maupun agropreuner yang mengolah komoditas tersebut.
Berawal dari hal tersebut, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Puslitbang Perkebunan, melaksanakan Virtual Literacy (VL) yang mengusung tema “Potensi dan Pengembangan Tanaman Rempah dan Obat”. Acara ini digelar pada 24 Juli 2020. Pada acara tersebut para peserta diajak “secara virtual” ke kebun-kebun yang ada di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Di kebun yang berlokasi di Cimanggu, Bogor ini diperkenalkan komoditas-komoditas rempah dan obat.
Acara dihadiri oleh Kepala PUSTAKA, Abdul Basit yang dalam sambutannya berharap pertemuan virtual ini akan membuat teknologi pertanian hasil karya Kementerian Pertanian, khususnya tanaman rempah dan obat lebih dikenal oleh masyarakat. Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa penyebaran informasi teknologi ini diharapkan tidak hanya berhenti sampai disini saja. Ia berharap pertanyaan lebih lanjut, yang sangat teknis ataupun lebih aplikatif dapat dicatat dan diteruskan kepada narasumber dan instansi terkait. Gayung bersambut, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Syafaruddin menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh PUSTAKA karena telah membantu Balitbangtan dalam mendiseminasikan teknologi hasil inovasi. Selanjutnya Syafaruddin mengungkapkan bahwa tanaman rempah dan obat yang akan digalakkan kembali karena telah membawa nilai positif salah satunya adalah jamu.
VL ini telah menggaet sekitar 5.600 partisipan baik melalui aplikasi Zoom maupun melalui streaming Youtube PUSTAKA. Partisipan yang turut hadir sebagaian besar adalah penyuluh, POPT, akademisi, agropreuner, dan petani, serta profesi lainnya. Salah seorang partisipan Ninik Sri Handayani mengungkapkan bahwa konsep acaranya sangat menarik, keren dan bagus sehingga para peserta tidak bosan. Sebagian besar peserta berharap agar PUSTAKA dapat mengangkat komoditas lainnya dengan konsep virtual literacy bertajuk live in action teknologi pertanian.