Sebagai perpustakaan pertanian terbesar di Indonesia, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini menjadi perpustakaan yang dapat diandalkan. Kunjungan dari berbagai institusi datang silih berganti. Pada Kamis, 25 November 2021, Pustaka menerima kunjungan dari Perpustakaan Biro Protokol dan Humas Sekretariat Jenderal DPR RI.
Tim kunjungan diketuai oleh Kepala Bagian Perpustakaan Biro Protokol dan Humas Sekretariat Jenderal DPR RI, Kharisun Alaikum, diterima resmi oleh Plt.Kepala Pustaka, Sudi Mardianto yang didampingi oleh Koordinator Kelompok Substansi Perpustakaan, Riko Bintari Pertamasari dan Koordinator Kelompok Substansi Penyebaran Teknologi Pertanian, Ifan Muttaqien.
Kharisun Alaikum menyatakan bahwa kunjungan lapang tersebut dalam rangka pengembangan perpustakaan digital. Tim terdiri atas pustakawan ahli dan terampil sebanyak delapan orang. Kunjungan diawali dengan library tour untuk mengetahui berbagai fasilitas dan layanan yang tersedia di Pustaka. Selanjutnya dilakukan sharing dan diskusi yang sangat menarik.
Dalam sambutannya, Sudi Mardianto menyampaikan ucapan terimakasih dan berharap bisa mendapat masukan serta berkolaborasi dengan Perpustakaan DPR, sehingga dapat mengoptimalkan informasi yang dimiliki oleh Pustaka. Di samping itu Sudi juga menyarankan agar Perpustakaan DPR dapat menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional untuk mendapatkan tambahan koleksi.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan paparan mengenai sekilas kondisi perpustakaan digital Kementerian Pertanian oleh Ifan Muttaqien. “Melalui katalog induk dan repository, dua aplikasi inilah yang akan menunjang perpustakaan digital dengan berbagai diversifikasi layanan. Saat ini yang sedang dikembangkan adalah e-deposit yang merupakan lokal konten yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian,” jelas Ifan.
Selain mengenai perpustakan digital, juga disampaikan tentang perpustakaan berbasis inklusi sosial oleh Riko Bintari sebagai salah satu diversifikasi layanan yang dibuat oleh Pustaka Kementan sebagai Perpustakaan khusus di bidang pertanian.
Adanya taman baca disebutkan sebagai show window kegiatan pertanian yang dilakukan oleh perpustakaan. Perpustakaan menjadi fasilitator bagi petani dan penyuluh untuk menyebarkan informasi pertanian dan membantu menyelesaikan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan dengan menghadirkan narasumber yang kompeten.
Diskusi sekaligus sharing seputar perpustakaan digital dan berbagai layanannya serta mengenai akreditasi perpustakaan sangat menarik karena sebagai perpustakaan khusus tentunya banyak memiliki berbagai kesamaan.
Pada akhir diskusi, disampaikan harapan bahwa kunjungan tersebut dapat berlanjut kepada kerja sama untuk membantu menyediakan informasi pertanian yang dibutuhkan oleh Komisi IV DPR. Selain itu diskusi juga membahas pentingnya leadership yang dapat ‘mengelolamemanage’ perpustakaan sedemikian rupa sehingga mampu menunjang visi, misi, dan tujuan institusi. (Listina)