Kepala Pusat Perpustakaaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Retno Sri Hartati Mulyandari langsung membentuk tim Task Force untuk wujudkan Pustaka menjembatani (Bridging) invensi menuju inovasi dengan semangat "one person one librarian, one person one public relation". Tim yang dibentuk merupakan tim percepatan invensi menuju inovasi yang akan melaksanakan tugas untuk segera mewujudkan perpustakaan pertanian digital yang fungsional. “Rancangan Pustaka sebagai Bridging Invensi menuju Inovasi, harus segera diwujudkan, kita harus bergerak cepat”, ungkapnya dalam rapat khusus beserta Tim pada 2 Agustus 2019. Menurutnya kerja dengan cara dan hasil terbaik, cepat, fokus, dan berbasis output sudah menjadi keniscayaan dan arahan Menteri Pertanian. Untuk itu kita harus bekerja cerdas untuk menunjukkan kinerja dengan sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting agar diseminasi inovasi pertanian ke pengguna dapat segera terwujud. Selanjutnya Retno menambahkan bahwa dalam beberapa waktu ke depan diharapkan Pustaka segera dapat menghubungkan aplikasi sistem informasi pertanian yang ada di Kementerian Pertanian ke dalam portal perpustakaan pertanian digital. Tahap selanjutnya adalah menghubungkan dengan aplikasi sistem informasi lintas Kementerian/Lembaga maupun komunitas. Secara terstruktur portal perpustakaan pertanian digital akan menjadi rumah bagi semua aplikasi terkait pertanian yang merupakan big data Perpustakaan Kementerian Pertanian. Oleh karena itu kolaborasi harmonis Pustaka dengan Pusat Penyuluhan Pertanian serta lintas UK/UPT dan stakeholders lainnya harus segera diwujudkan. Kemudian Retno menyarankan agar Kantor Pustaka di Jln, Ir. H, Juanda No. 20 tetap menjadi main office yang nantinya akan menjadi pusat informasi semua layanan yang dikelola oleh Pustaka, seperti informasi mengenai Museum Tanah dan Pertanian, Perpustakaan dan Pengetahuan Pertanian Digital (P3D), serta dua Taman Baca yang dikelola Pustaka. Tidak hanya itu Retno juga menugaskan timnya untuk segera berkoordinasi dengan unit kerja terkait dalam membantu percepatan informasi. “Di beberapa perpustakaan yang ada di unit kerja Kementerian Pertanian harus ada informasi teknologi dan koleksi perpustakaan”, ujarnya. Selanjutnya Retno mengungkapkan bahwa Pustaka tidak hanya memberikan informasi satu arah tetapi ia berencana untuk memfasilitasi petani dan penyuluh dengan stakeholder terkait dalam sebuah teleconference sehingga petani dapat langsung menyampaikan kesulitannya dan akan terjadi diskusi sampai pada akhirnya petani dapat menemukan solusi dari permasalahannya. Ia berencana untuk mencoba menghubungkan dengan perpustakaan pertanian digital yang akan dikembangkan. Arahan Kepala Pustaka disambut baik oleh Kepala Bidang Perpustakaan Riko Bintari P. Ia mengungkapkan bahwa saat ini perpustakaan memang sedang membangun portal perpustakaan pertanian digital bekerjasama dengan Perpusnas, dimana akhirnya nanti masayarakat dapat menikmati layanan perpustakaan pertanian digital satu pintu dan semua aplikasi pertanian yang disarankan Kepala Pustaka serta jurnal online yang dilanggan Pustaka bisa diakses melalui portal tersebut. Selanjutnya Kepala Sub Bidang Tata Kelola TI dan Promosi Iptek, Boy Dewa Priambada menambahkan bahwa proses pengembangan Perpustakaan digital saat ini memang sedang berjalan, ia berharap semoga timnya yang bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional dapat segera melakukan migrasi data secepatnya sehingga portal perpustakaan pertanian digital dapat segera terwujud. Dalam rapat pembahasan tersebut, Boy menyampaikan bahwa pengguna repository publikasi Kementerian Pertanian yang merupakan bagian dari fitur perpustakaan pertanian digital saat ini sudah mencapai 435.461 ribu sejak diresmikan pada 12 Agustus 2018 lalu. Untuk konten dalam repository saat ini sudah tersedia 6.000 lebih konten yang terdiri dari buku, jurnal serta materi informasi terbitan Kementerian Pertanian. Walaupun masih terbilang baru, aplikasi repository ini sudah dapat diindeks oleh Google Scholar maupun Indonesia One Search yang merupakan portal pencarian koleksi publikasi elektronik. Aplikasi repository juga mendapatkan peringkat yang cukup lumayan bagus dari sistem pemeringkatan Webometrics yaitu 900 dari 2.600 repository di seluruh Dunia. Meski baru satu tahun tetapi aplikasi repository sangat diminati dan ini membuktikan bahwa pertanian merupakan referensi literatur yang dibutuhkan oleh masayarakat. Kecenderungan masyarakat saat ini memang menyukai sesuatu yang berbasis digital. Selanjutnya Kepala Sub Bidang Pengelolaan Sumberdaya Perpustakaan Ahmad Syaikhu menambahkan dalam proses pengembangan portal digital ia bersama tim TI sudah melakukan benchmarking ke Universitas Indonesia, Perpusnas dan kemendikbud, untuk membandingkan aplikasi yang mereka gunakan saat ini. Namun akhirnya tim memutuskan untuk mengembangkan portal digital bersama Perpusnas.