Mengolah tanah di lahan kering, itu biasa namun apa jadinya jika mengolah tanah di lahan gambut, itu luar biasa. Gambut adalah jenis lahan basah yang kaya akan material organik, terbentuk dari akumulasi pembusukan bahan-bahan organik selama ribuan tahun.
Tingkat kedalaman gambut berpengaruh terhadap jumlah kandungan karbon dan jenis tanaman yang dapat hidup di sekitarnya. Semakin dalam gambut, semakin banyak karbon yang terkandung di dalamnya. Terdapat empat jenis gambut yang ditentukan berdasarkan kedalamannya.
Karena lahan gambut dipengaruhi kondisi geografis dan faktor alam di mana mereka berada, karakter gambut di berbagai tempat pun berbeda. Ada empat jenis gambut berdasarkan kedalamannya terdiri dari Lahan gambut dangkal, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 50-100 cm, Lahan gambut sedang, dengan ketebalan gambut 100-200 cm, Lahan gambut dalam, dengan ketebalan gambut 200-300 cm, Lahan gambut sangat dalam, dengan ketebalan gambut lebih dari 300 cm
Semua ahli gambut sepakat pengolahan tanah gambut untuk pertanian berbeda dengan tanah kering. Di lahan kering tanah diolah sedalam mungkin agar gembur, tetapi di lahan gambut tanah diolah seminimum mungkin. Apabila gambut diolah terlalu dalam dapat mengangkat lapisan pirit ke permukaan. Saat terangkat pirit teroksidasi sehingga menyebabkan tanah menjadi sangat masam. Masyarakat Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah mengolah tanah secara dangkal dengan tajak Bentuknya kombinasi parang dengan cangkul. Ia dipakai untuk penebas rumput sekaligus pemapas dan pembalik tanah permukaan sedalam 2-5 cm.