Bagaimana menjaga ketersediaan pangan di tengah pandemi Covid-19? Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan pekarangan untuk tanaman sayuran sebagai salah satu sumber pangan keluarga. Banyak teknologi sederhana untuk memanfaatkan pekarangan. Salah satunya adalah budidaya sayur dan ikan atau MINA SAYUR yang salah satunya dapat memanfaatkan ember sebagai sarana pendukungnya yang dikenal dengan istilah BUSAKAMBER (budidaya sayur dan ikan dalam ember) yang telah dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah Rejeki, Desa Tambak, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Untuk mengedukasi masyarakat mengenai lebih dekat MINA SAYUR dalam ember atau Busakanber, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menggelar Virtual Literacy (VL) bertajuk "Live Agriculture in Action Budidaya Sayuran dan Ikan dalam Ember (Busakanber)" pada Senin, 18 Mei 2020 melalui Open Virtual Literacy (Oviral) Room PUSTAKA Kementan.
Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari yang turut mengawal kegiatan tersebut mengapresiasi KWT yang telah mendukung pangan dari pekarangan. Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa tujuh tahun yang lalu Kementerian Pertanian telah menyosialisasikan Teknologi Vertiminaponik yaitu teknik budidaya pertanian di pekarangan yang dapat menghasilkan dua komoditas sekaligus, sayuran dan ikan tawar. Vertiminaponik menggunakan sarana pendukung tong untuk memeoihara ikan yang di atasnya dipadukan dengan budidaya sayuran secara vertikultur. Saat ini teknik tersebut diadaptasi dan dikembangkan kembali secara lebih sederhana dalam skala lebih kecil oleh KWT Desa Tambak dengan menggunakan sarana untuk memelihara ikan adalah ember yang mudah diapllikasikan.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Klaten, Widiyanti menyampaikan bahwa semua KWT diberikan bantuan untuk mengembangkan pekarangannya agar dapat menghasilkan. Ia berharap agar KWT yang telah berhasil mengembangkan teknologi budidaya sayuran dan ikan ini dapat memberikan bantuan kepada KWT lainnya agar bisa merasakan manfaat yang sama. Menurutnya kegiatan ini memberi dampak positif bagi masyarakat di wilayahnya sehingga ketahanan pangan menjadi maksimal di masa pandemi ini.
KWT Berkah Rejeki digawangi oleh Ibu Sukini sebagai ketua dan Ibu Sunarni sebagai pendamping. Dalam VL tersebut kedua Srikandi inilah yang berbagi ilmu dan pengalaman kepada masyarkat luas mengenai cara budidaya sayuran dan ikan dalam ember. Menurut Sukini, Busakanber yang mereka buat tidak hanya memenuhi kebutuhan keluarga tetapi hasilnya juga sudah dipasarkan. Secara teknis Sukini menjelaskan teknologi Busakanber ini menggunakan ember plastik volume 70 liter.
VL kali ini menjaring peserta sebanyak 240 orang yang tergabung melalui aplikasi Zoom dan 355 orang melalui live streaming YouTube. Peserta berasal dari lintas stakeholders di antaranya dari Badan Litbang Pertanian, Akademisi/Universitas/Perguruan Tinggi, Dinas Pertanian, BPTP provinsi, BPP termasuk Camat setempat, Penyuluh dan Kelurahan, dan KWT dari berbagai provinsi di Indonesia serta masyarakat umum.
Dalam kesempatan clossing statement, Retno menyatakan bahwa Kementerian Pertanian melalui Balittanah, Badan Litbang Pertanian telah memiliki inovasi Agrodeko (biodekomposer) yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk pupuk organik budidaya sayuran dan ikan.