Upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk memproduksi padi 75,7 juta ton GKG pada tahun 2014 menghadapi berbagai kendala, antara lain: (1) penurunan luas sawah akibat konversi lahan sawah ke nonsawah, (2) ancaman perubahan iklim global, (3) terbatasnya air irigasi dan menurunnya kinerja sebagian besar sistem irigasi, (4) masih tingginya susut panen padi, (5) kelangkaan tenaga kerja pertanian, dan (6) menurunnya minat generasi muda pada usaha pertanian. Kendala tersebut dapat menyebabkan waktu tanam tidak serempak, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan susut panen yang pada akhirnya akan mengganggu pencapaian target swasembada beras nasional.
Dengan pertimbangan berbagai hal di atas, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) merancang mesin tanam padi jajar legowo yang diberi nama Indo Jarwo Transplanter. Untuk menanam bibit padi satu hektare, satu unit mesin tanam Indo Jarwo Transplanter mempunyai kemampuan setara dengan 20 tenaga kerja tanam. Dengan demikian, mesin tanam Indo Jarwo Transplanter dapat menurunkan biaya tanam dan mempercepat waktu tanam.
Informasi ini dimuat pada artikel Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.35 No.6 Th. 2013. Artikel tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka. [mh/ebe]