Pustakawan merupakan pejabat fungsional yang ada di lembaga pemeritah. Mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Hal tersebut sesuai peraturan pemerintah, antara lain Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 9 Tahun 2014, dan Peraturan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 8 Tahun 2014 dan Nomor : 32 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya sebagai pedoman pelaksanaannya.
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai instansi pembina pustakawan, bersama Sekretariat Jabatan Fungsional Pustakawan Instansi Kementerian Pertanian (TPJP) menyelenggarakan Apresiasi Peningkatan Kemampuan Teknis dan Administrasi Pustakawan Kementerian Pertanian selama 3 hari, 28 - 30 Agustus 2017 bertempat di Wisma Kementerian Pertanian Cipayung, Bogor. Apresiasi bertujuan 1) Meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis dan administrasi para pustakawan dan calon pustakawan mengenai butir-butir kegiatan dan pengelolaan Laporan Kegiatan; 2) Meningkatkan pemahaman, tanggung jawab/kewajiban dan hak-hak sebagai pejabat fungsional.
Apresiasi diikuti sebanyak 30 peserta, baik pustakawan maupun calon pustakawan dari berbagai unit kerja maupun unit pelaksana teknis Kementerian Pertanian.
Acara dibuka oleh Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Ir. Gayatri K. Rana, M.Sc. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa pengembangan kualitas pustakawan dilakukan antara lain memfasilitasi pendidikan formal (S1, S2, S3), memfasilitasi pustakawan mengikuti Diklat Teknis Kepustakawanan, seminar, lokakarya, workshop, dan magang. Dari sisi pengembangan jumlah pustakawan dilaksanakan melalui pengangkatan berdasarkan hasil diklat calon pustakawan tingkat terampil maupun ahli, serta inpassing. Beliau juga berharap para pustakawan harus rajin mendokumentasi melalui tulisan setiap hal di massa mereka bekerja. Dengan demikian kondisi massanya bisa diketahui dan dipelajari generasi mendatang. Beliau mencontohkan bangsa Belanda dan Bangsa Turki yang sudah terbiasa dengan budaya tulis menulis.