Sudah dua bulan Museum Tanah dan Pertanian (MTP) tutup untuk menghindari penyebaran Covid-19. Untuk mengobati rasa rindu para pengunjung dan membangkitkan keingintahuan terhadap Museum Tanah dan Pertanian (MTP), dalam rangka memperingati Hari Museum Internasional, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai pengelola museum menggelar Live Virtual Tour Museum Tanah dan Pertanian. Setelah dilaunching pada Jumat 15 Mei 2020, selanjutnya pada 18 Mei 2020 melalui Open Virtual Literacy (Oviral) Room PUSTAKA Kementan digelar live virtual tour secara tematik per galeri. Pada tahap pertama, live virtual tour tersebut diikuti oleh 269 orang yang terdiri atas penyuluh maupun peneliti dari BPTP, penyuluh dan staf Dinas Pertanian, praktisi museum, pustakawan, dan masyarakat umum dari Sabang sampai Merauke.
Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari yang secara resmi membuka acara tersebut dalam sambutannya mengungkapkan bahwa live virtual tour ini dilakukan untuk mengenal lebih dekat galeri per galeri dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Pengenalan museum dalam live virtual tour dilakukan secara bertahap yang dibagi dalam 3 hari. Hari Senin 18 Mei 2020 live tour dilakukan dari Galeri Tanah, Iklim, dan Lingkungan. Hari Selasa 19 Mei 2020 live tour dilakukan dari Galeri Pangan dan Peradaban. Sedangkan untuk hari Rabu 20 Mei 2020 live tour dilakukan dari Galeri Kebijakan dan Komoditas.
Selanjutnya Retno mengungkapkan bahwa MTP merupakan museum yang kekinian dan dilengkapi dengan open virtual literacy (Oviral) room yaitu ruangan untuk komunikasi interaktif terkait bidang pertanian secara virtual berbasis video konference yang dapat dimanfaatkan oleh umum. Ia berharap museum tanah dan pertanian semakin maju dan dekat dengan masyarakat sebagai pusat literasi dan edukasi pertanian tematik sesuai kebutuhan pengguna. Kemudian Retno berharap agar MTP dapat menginspirasi para generasi milenial terkait dengan bidang pertanian.
Narasumber yang terlibat adalah Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Husnain, Kepala Balit Tanah Ladiyani Retno Widowati, Kepala Balingtan Mas Teddy Sutriadi, dan Peneliti Tanah Kusumo Nugroho. Tampil sebagai moderator adalah Kepala Museum Tanah dan Pertanian Rima Setiani. Selain itu hadir pula para pelopor MTP Gayatri K Rana serta Markus Anda.
Dalam sesi tur, peneliti tanah sekaligus pengarang buku mengenal tanah lebih dekat, Kusumo Nugroho menjelaskan bahwa setiap koleksi yang ada di MTP diawali dengan tampilan batu-batu. Hubungan antara batu dan tanah adalah batu merupakan faktor pembentuk tanah. Ia juga menjelaskan relif yang bercerita tentang bentuk lahan bergelombang. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa primadona dari museum ini adalah makro monolith tanah. Di museum ini terdapat 10 ordo tanah dari 12 ordo tanah yang ada di dunia. Makro monolith tanah tersebut berasal dari seluruh provinsi di Indonesia kecuali Maluku, Papua, dan Papua Barat.