Saat para pegawai kantoran dihimbau untuk work from home dan seluruh masyarakat dihimbau untuk #dirumahaja karena adanya pandemi Covid-19, tidak demikian dengan petani. Para petani tetap beraktivitas di lahan demi memenuhi kebutuhan pangan untuk negeri. Para pahlawan pangan ini tidak mengenal waktu. Di saat semua orang beristirahat dari rutinitas, mereka tetap bekerja di lahan.
Seperti diungkapkan oleh Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) Sukoharjo, Jaka Yuli di acara Live Tanam Bersama Padi Sawah Bersama Kelompok Tani Ngasem Desa Kemasan Kabupaten Sukohajo melalui Open Virtual Literacy (Oviral) Room PUSTAKA Kementan pada 3 Mei 2020. Jaka mengaku senang bisa membantu petani dan siap berada di lahan bersama para petani meski hari libur.
Lebih lanjut Jaka mengungkapkan bahwa petani di Sukoharjo siap untuk menjadi petani mandiri namun saat ini masih membutuhkan pendampingan termasuk logistik. Satu orang dari Gapoktan dipersiapkan menjadi penangkar benih, sehingga para petani tidak kesulitan untuk mencari benih.
Jaka membeberkan bahwa ia bersama 87 penyuluh swadaya (PPS) yang tergabung dalam Paguyuban Tulodo Tani, mengawal lahan pertanian bersama petani seluas 210 hektar di wilayah Desa Kemasan. Dari luas lahan tersebut 206 hektar ditanami padi; 1,2 hektar ditanami bawang merah; dan selebihnya 2,8 ditanami buah melon dan tanaman lain.
Pada tempat berbeda, Koordinator Penyuluh Sukoharjo, Peny menambahkan bahwa Sukoharjo merupakan wilayah kecil dengan luas tanam hingga akhir April ini mencapai 10.000 hektar sehingga membawa Kab Sukoharjo termasuk lumbung pangan Jawa Tengah. Lahan pertanaman padi didukung dengan irigasi dari waduk Wonogiri. Sukoharjo mulai tanam padi serentak dengan mekanisasi (alsintan) di beberapa wilayah. "Saat ini ada 137 penyuluh yang tersebar di setiap kecamatan," ujarnya.
Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Netty Harjianti dalam sambutannya mengungkapkan bahwa video conference dalam konsep Virtual Literacy bersama PPS sangat bermanfaat. Menurutnya kegiatan ini dapat mendorong PPS untuk lebih giat lagi. Dengan difasilitasinya pertemuan yang menyinergikan program Kementan dengan Dinas, diharapkan PPS dan petani dapat menyampaikan keluhan atau permasalahan di lapangan dan selanjutnya mendapatkan saran dan tindak lanjut dari solusi untuk penyelesaian masalah.
Kemudian Netty mengungkapkan bahwa kegiatan yang perlu dikawal adalah dari perbenihan, penanaman dan pemasaran. "Untuk pemasaran, Dinas Pertanian Klaten telah membantu memasarkan hasil panen bawang putih dari petani Temanggung sebanyak 600 kg kepada ASN. Hal ini dilakukan agar harga di tingkat petani tidak terpuruk dan hal ini harus menjadi perhatian kita semua," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Retno Sri Hartati Mulyandari yang turut mengawal kegiatan ini mengungkapkan bahwa Virtual Literacy sebagai budaya literasi terus dijalin dengan “end user” utama yaitu petani dan penyuluh. Pengawalan program Kostratani terus dilakukan agar petani dapat mandiri. Kegiatan paguyuban penyuluh swadaya yang melakukan kegiatan usaha produksi padi perlu dikawal terutama untuk penangkaran benih padi bekerjasama dengan penangkar benih di Gapoktan untuk menjamin kemandirian benih padi unggul.
Menurutnya, petani dan PPS yang akan menjadi penangkar benih dapat segera diusulkan ke BB Padi. "PUSTAKA akan mengkoordinasikan dengan BB Padi Balitbangtan Kementan agar dapat memberikan bantuan benih sumber untuk padi varietas unggul," ungkapnya bersemangat.
Selanjutnya ia memberi apresiasi yang tinggi kepada paguyuban Tulodho Tani yang telah menjadi wadah penyuluh pertanian swadaya. Sehingga para PPS dapat menjadi agropreuner dan memberikan wakaf energi, sumberdaya dan waktunya untuk beramal.
PUSTAKA siap mendukung kegiatan penyuluh dan berusaha`menerapkan kemandirian hulu-hilir implementasi teknologi yang dimulai dari perbenihan/pembibitan, tata kelola budidaya, panen, pasca panen dan pegolahan hasilnya dengan mengkomunikasikan pada UPT terkait yang ahli di bidangnya. Selanjutnya Retno akan berupaya memfasilitasi para penyuluh dan petani binaannya dengan menggelar virtual literacy tematik bawang merah.
Kegiatan VL ini diikuti oleh 24 node yang terdiri atas Petani, Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Sukoharjo, PPL Sukoharjo, BPP Kec. Bendosari, dan PUSTAKA.