Tinggal di lahan rawa? Jangan khawatir lahan rawa tetap dapat produktif kok, lalu lahan rawa dapat ditanami apa ? kita lihat dulu apa itu lahan rawa ? dilansir dalam salah satu sumber Wetlands.or.id Lahan rawa adalah lahan darat yang tergenang secara periodik atau terus menerus secara alami dalam waktu lama karena drainase yang terhambat. Meskipun dalam keadaan tergenang, lahan ini tetap ditumbuhi oleh tumbuhan. Lahan ini dapat dibedakan dari danau, karena danau tergenang sepanjang tahun, genangannya lebih dalam, dan tidak ditumbuhi oleh tanaman kecuali tumbuhan air.
Genangan lahan rawa dapat disebabkan oleh pasangnya air laut, genangan air hujan, atau luapan air sungai. Berdasarkan penyebab genangannya, lahan rawa dibagi menjadi tiga, yaitu rawa pasang surut, rawa lebak dan rawa lebak peralihan.Rawa pasang surut. Serta rawa gambut
Kita lihat rawa pasang surut merupakan lahan rawa yang genangannya dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Tingginya air pasang dibedakan menjadi dua, yaitu pasang besar dan pasang kecil. Pasang kecil, terjadi secara harian (1-2 kali sehari).
Selanjutnya lahan gambut dan bergambut yang merupakan tanah gambut yang secara alami terdapat pada lapisan paling atas. Di bawahnya terdapat lapisan tanah aluvial pada kedalaman yang bervariasi. Lahan dengan ketebalan tanah gambut kurang dari 50 cm disebut sebagai lahan atau tanah bergambut.
Selanjutnya rawa lebak adalah lahan rawa yang genangannya terjadi karena luapan air sungai dan atau air hujan di daerah cekungan di pedalaman. Oleh sebab itu, genangan umumnya terjadi pada musim hujan dan menyusut atau hilang di musim kemarau.
Salah satu upaya pemerintah dalam menyediakan pangan nasional adalah dengan mengembangkan kawasan food estate di lahan pasang surut, melalui Balai Penelitian Tanaman Industri, Kementerian Pertanian telah menyerahkan benih kopi Liberika kepada Kelompok Tani di wilayah food estate,salah satunya adalahKabupaten Pulang Pisau.
Untuk Kabupaten Pulang Pisau Balittri menyerahkan sebanyak 4.000 benih kopi kepada 12 kelompok tani di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu. Kopi Liberika merupakan salah satu varietas unggul yang dimiliki oleh Balittri.
Balittri telah merilis 2 varietas kopi Liberika yaitu LIM-1 dan LIM-2 dari daerah pasang surut Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Dengan kondisi lahan dan lingkungan yang relatif tidak jauh berbeda dengan lokasi pelaksanaan food estate, diharapkan kedua varietas kopi Liberika tersebut dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di Kawasan tersebut.
Petani di kawasan food estate tersebut menyambut baik bantuan yang telah diberikan. Mereka berharap jumlah benih kopi yang diberikan bisa lebih banyak sehingga memberikan kontribusi yang lebih besar kepada pendapatan petani.
Meskipun fokus dari program food estate dititikberatkan pada produksi pangan, khususnya padi, akan tetapi diperlukan juga pengembangan produksi komoditas pertanian lainnya yang dilakukan secara terintegrasi mencakup sektor pertanian, peternakan, hingga perkebunan yang berada di suatu kawasan
Bariot Hafir yang juga peneliti Balitri dalam virtual literacy yang digelar oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Pertanian mengungkap bahwa lahan sub opimal yang potensial dikembangkan adalah lahan gambut, dalam pengembangannya pasti akan mengalami banyak kendala, jika sembarangan akan mengalami degragdasi, salah satu komoditas yang terbukti dapat dikembangkan adalah kopi liberika, kopi ini dapat diandalkan sebagai komoditas pilihan untuk mengkonservasi gambut sebagai simpanan karbon serta mengatasai permasalahan degradasi lahan. Kemudiaan Rita Harni yang juga peneliti Balittri mengungkapkan bahwa Hama dan penyakit yang biasanya menyerang kopi adalah pengerek buah, karat, jamur akar, bercak daun.
Dalam kesempatan yang sama, Eko Heri Purwanto mengungkapkan bahwa hal yang kadang dilupakan petani adalah mutu petik diambil pada saat tidak matang, pengolahan pada saat penjemuran biasanya banyak petani yang menjemur langsung di tanah tanpa terpal akan ada aroma tanah ketika hujan tidak diangkat akan menyembabkan jamur. “Untuk cita rasa kopi liberika merupakan kopi specialty, cita rasa berbeda ada yang mengatakan aromanya manis-manis apek buah kering, atau seperti nangka, yang mepengaruhi salah satu kandungannya” ujarnya
Pemberian bantuan benih kopi liberika di kawasan food estate adalah harapan bahwa varietas unggul baru hasil inovasi Kementan dapat tumbuh di kawasan food estate sehingga dapat memanfaatkan lahan rawa pasang surut menjadi lahan produktif sehingga dapat mensejahterakan petani sekitar .