Kambing Kosta adalah salah satu kambing asli Indonesia. Artinya kambing ini adalah plasma nutfah kekayaan sumber daya genetik ternak lokal Indonesia. Habitat aslinya di Provinsi Banten dan DKI Jakarta. Diperkirakan jumlah populasinya sudah semakin terbatas dan berada diambang kepunahan. Hal ini dibuktikan dengan sulitnya mendapatkan pejantan Kosta di daerah sentra kambing tersebut.
Koservasi in-situ merupakan alternatif paling baik karena melibatkan masyarakat peternak kambing. Untuk mengoptimalisasinya, maka pemberdayaan masyarakat peternak perlu ditingkatkan melalui penyuluhan dan sosialisasi. Saat ini di Loka Penelitian Kambing Potong mempunyai koleksi Kambing Kosta sebanyak 72 ekor.
Kambing Kosta memiliki sifat prolifik yaitu beranak lebih dari satu. Ciri khas Kambing Kosta meliputi: 1) warna bulu coklat tua sampai hitam, 2) hidung rata dan kadang ada yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Beberapa jenis sering dijumpai berwarna putih atau cokelat di area hidung. Kambing ini potensial sebagai ternak penghasil daging, sehingga arah pengembangannya tidak hanya menjaga spesies tetapi juga sebagai sumber pangan protein asal hewani.
Sifat adaptif kambing kosta sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya. Umur birahi pertama berkisar 5-7 bulan. Mayoritas kambing kosta kawin secar alami dan umumnya Kambing Kosta betina kawin pada umur 6-8 bulan serta beranak pertama pada umur 11–14 bulan. Kambing Kosta mampu beranak sampai lebih dari 12-15 kali beranak, sehingga dapat menghasilkan anak lebih dari 24-45 anak/induk selama masa produksi. Sementara mortalitas anak sampai dewasa rendah.