Judul Video: Mudahnya Membuat Pupuk Organik
Sumber Info: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Produser: Pustaka Kementerian Pertanian
Link Akses: https://www.youtube.com/watch?v=ukFCRZjL3zQ
Sinopsis
Pemupukan bertujuan menyediakan sumber zat hara untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman dan memperbaiki struktur tanah, sedangkan pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung unsur hara atau nutrisi untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Pupuk mampu mengembalikan ketersediaan hara makro dan hara mikro pada media tanam. Pemberian pupuk pada tanah-tanah di Indonesia yang sudah sangat rendah kandungan bahan organiknya dapat memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah.
Bahan organik dapat diperoleh dari pupuk organik. Pupuk diperlukan dalam jumlah yang sesuai, tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak. Pengelompokan pupuk didasarkan pada sumber bahan pembuatannya, yaitu pupuk organik dan pupuk kimia, berdasarkan bentuk fisiknya (pupuk padat dan pupuk cair), serta kandungan haranya (pupuk tunggal dan pupuk majemuk).
Proses pembuatan pupuk kompos yang direkomedasikan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Kementerian Pertanian terdiri dari 2 langkah, yaitu pembuatan dekomposer (MOL) dan pembuatan pupuk organik. Dekomposer dapat diproduksi dari bahan-bahan di sekitar kita misalnya sampah sisa dapur (masakan, sayuran dan buah-buahan). Proses pembuatannya dilakukan dengan cara sebagai berikut: 3 kg sampah sisa dapur dicincang kemudian dimasukkan ke dalam wadah berisi 5 liter air kelapa atau air cucian beras dan tambahkan 2 ons molase atau tetes tebu, kemudian ditutup dan tunggu sampai 14 hari, kemudia pada hari ke-14 dibuka. Pembuatan dekomposer berhasil apabila tercium bau seperti bau asinan. Dekomposer berfungsi sebagai penghancur sampah organik.
Pembuatan pupuk organik dilakukan secara tertutup dengan memanfaatkan sampah tanaman, kapur, larutan gula/molase dan pupuk kandang. Untuk 1 kuintal sampah tanaman digunakan 20 kg pupuk kandang. Bahan tersebut dicampur dan dibasahi dengan MOL. Campuran kemudian ditutup dengan terpal dan dijaga suhunya di sekitar 500C dengan cara membolak-balikkan campuran. Dalam 3 minggu pupuk kompos akan siap untuk digunakan. Untuk mempermudah penggunaan, bisa dilakukan pencacahan.
Pembuatan pupuk organik dalam skala besar dapat dilakukan dengan meniru pembuatan pupuk organik yang dilakukan oleh Kabupaten Gianyar yang mengolah sampah kota Gianyar secara aerob selama 4 - 5 bulan. Hasil olahan disaring, kemudian ditambah dengan ampas teh dan pupuk kandang dengan perbandingan 40:20:40. (Bambang Winarko)