Sebagai salah satu rangkaian kegiatan Hari Pangan Sedunia XXXIX, Kementerian Pertanian akan menggelar Seminar Nasional pada 1 November 2019 di Hotel Claro, Kendari. Seminar mengangkat tema "Pemanfaatan Sumberdaya Pangan Lokal untuk Mewujudkan Keanekaragaman Pangan Keluarga."
Sebagai penanggungjawab bidang Seminar Nasional, Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Retno Sri Hartati Mulyandari mengungkapkan bahwa tujuan diselenggarakannya Semnas HPS tahun ini adalah untuk memberikan motivasi serta wahana sharing knowledge/experience bagi para pengambil kebijakan, peneliti, penyuluh, Kontak Tani, pelaku bisnis/pengusaha, mahasiswa, komunitas serta stakeholders lain pemerhati pertanian agar dapat berpartisipasi dalam pemanfaatan sumberdaya pangan lokal untuk mendukung keragaman pangan keluarga.
"Seminar nasional ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pertanian dengan Universitas Halu Oleo, Himpunan Profesi lingkup Sulawesi Tenggara, dan Pemprov Sulawesi Tenggara" tambah Retno. Lebih lanjut Retno menjelaskan bahwa dalam pembukaan seminar nasional dilaksanakan soft launching Rencana Aksi Nasional (RAN) Pertanian Keluarga (Family Farming) oleh Menteri Pertanian, yang dalam hal ini diwakili Kepala Badan Ketahanan Pangan. Soft launching RAN Pertanian Keluarga dihadiri oleh para duta besar dari 14 negara sahabat dan FAO representatif Indonesia sekaligus sebagai Keynote Speaker.
Selanjutnya Retno memaparkan bahwa pada pleno seminar akan menghadirkan empat narasumber yaitu Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono yang memaparkan Pengembangan Hulu Hilir Kakao dan Sagu. Sekretaris Badan Ketahanan Pangan menyampaikan materi Arah Kebijakan Pengembangan Penganekaragaman Pangan berbasis Sumber Daya Lokal. Kepala Balai Besar Biogen Kementerian Pertanian, Mastur memaparkan materi Pemanfaatan Sumberdaya Genetik Pangan Lokal mendukung Ketahanan Pangan. Dalam kesempatan ini, dihadirkan pula.
Narasumber lokal dari daerah sebagai tuan rumah HOS XXXIX, yaitu Rektor Universitas Halu Oleo, Muhammad Zamrun yang memaparkan Pengembangan Industri Modern Kakao dan Pangan Lokal Berbasis Sagu. Sesi kedua seminar selanjutnya diisi dengan diskusi kelompok yang membahas tiga topik utama yaitu: Arah Kebijakan Pengembangan Kakao; Pengembangan Industri Modern Sagu, dan Sumber Gizi Keluarga berbasis Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Ternak.
Kemudian Retno menambahkan bahwa hasil akhir dari seminar ini adalah rumusan yang ditransformasi dalam bentuk policy brief yang akan disampaikan kepada Menteri Pertanian sebagai masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan terkait pengembangan kakao dan sagu serta pertanian keluarga. Selanjutnya Retno mengungkapkan bahwa minat dan antusiasme masyarakat untuk mengikuti seminar nasional ini sangat tinggi, terbukti kuota pendaftaran peserta sangat cepat terpenuhi. Para peserta mendaftar secara online melalui form yang disediakan. "Sebanyak 500 orang peserta akan hadir dalam seminar tersebut yang antara lain terdiri atas peserta umum dan pemakalah oral maupun poster, para duta besar negara sahabat, Kepala Dinas Ketahanan Pangan yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia." Ungkap Retno.
Ayo Nyokelat dan ayo nyagu merupakan brandingan baru sebagai upaya untuk perkenalkan ragam olahan kakao dan sagu agar semaikin dekat dengan masyarakat. Seminar tersebut dimeriahkan juga dengan mini expo yang menampilkan produk olahan pangan lokal, utamanya sagu dan kakao. Peserta mini expo antara lain dari Kementan (Balitbangtan dan Biro Kerjasama Luar Negeri) juga dari mitra industri Kalla Kakao, mitra binaan FAO dan Forum Pangan Bijak Nusantara. Selain disply olahan pangan lokal, di area mini expo ini peserta juga dapat mencicipi produk olahan tersebut. Seminar nasional menghasilkan rumusan berupa policy brief terkait pemanfaatan sumber daya pangan lokal untuk keragaman pangan keluarga bagai pengambil kebijakan dan diharapkam juga dapat diimplementasikan pada tataran praktis di lapangan. Dsngan demikian pangan lokal benar-benar menjadi tuan rumah di negeri sendiri.