Seringkali obat kimia menjadi pilihan para peternak untuk mengatasi ternak yang sakit, namun pemakaian obat kimia secara terus-menerus dapat menimbulkan resistensi pada ternak dan residu pada produk ternak seperti daging dan telur. Untuk itu obat herbal dapat menjadi alternatif , baik sebagai obat maupun feed additive pada pakan maupun air minum sangat diperlukan. para Leluhur telah telah mewariskan budaya kearifan lokal dalam pemanfaatan aneka tumbuhan sebagai obat herbal, yang diracik dalam bentuk jamu. Racikan herbal tersebut tidak hanya bermanfaat bagi manusia, tetapi juga untuk ternak. Pada ternak unggas, khususnya ayam, jamu herbal digunakan sebagai probiotik untuk menggantikan antibiotik kimia sehingga produk ternak aman dikonsumsi dan bebas dari cemaran bahan kimia.
Penelitian pemanfaatan herbal bagi ternak unggas telah dilakukan sejak tahun 1990-an, baik secara tunggal maupun kombinasi beberapa jenis herbal. Kemudian pada tahun 2000-an, obat herbal dalam bentuk ramuan (jamu) sudah banyak diaplikasikan melalui air minum maupun pakan. Dari beberapa hasil penelitian, pemberian herbal kepada ternak unggas bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan (imunitas) ternak terhadap stres dan penyakit, misalnya koksidiosis dan flu burung, meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, dapat menggantikan penggunaan antibiotik dan antistres kimia dalam air minum, bersifat ramah lingkungan dan mengurangi bau amonia dari kotoran dan lingkungan kandang, menghasilkan produk ternak yang sehat, aman dikonsumsi, dan bebas cemaran bahan kimia, dapat menyubstitusi antibiotik dan koksidiostat yang masih diimpor.