Gulma Rawa sebagai Biofilter di Lahan Pasang Surut
Peran lahan pasang surut semakin penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional mengingat areanya yang sangat luas. Sebagian lahan ini telah dibuka untuk pertanian (terutama untuk budidaya padi) maupun untuk permukiman para transmigran. Pada lahan pasang surut banyak tumbuh gulma rawa yang adaptif pada kondisi lingkungan rawa yang sangat masam.
Pada lahan rawa pasang surut banyak tumbuh gulma rawa yang tahan terhadap kondisi kemasaman tanah yang rendah. Dari beberapa jenis gulma rawa, purun tikus dan bulu babi dapat menjadi biofilter. Biofilter merupakan tumbuhan yang mampu menyerap atau memfilter unsur-unsur racun, baik yang larut di dalam tanah maupun dalam air. Tanaman dapat berfungsi sebagai biofilter karena mempunyai mikroba rhizosfera yang dapat mengurai bahan organik dan mengikat bahan anorganik di sekitar akar.
Penelitian pada lahan pasang surut Belandean, Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa purun tikus dapat meningkatkan hasil padi varietas Silugonggo hingga 26% dibandingkan pertanaman tanpa biofilter, bahkan lebih tinggi 16% dibandingkan yang diberi fosfat alam.
Informasi ini dimuat pada artikel Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ----> Vol.36 No.3 Th. 2014 . Artikel tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka.