Penyuluh pertanian merupakan garda terdepan pembangunan pertanian. Melalui penyuluh berbagai inovasi pertanian dapat tersampaikan kepada petani, pentingnya peran penyuluh ini menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA). Untuk menjaring kebutuhan informasi penyuluh pertanian, PUSTAKA menggelar Focus Grup Discussion (FGD) dengan penyuluh pertanian secara nasional pada hari senin, 22 Februari 2021.
Tema yang diangkat yaitu “Diseminasi IPTEK Pertanian Mendukung Kebutuhan Informasi Penyuluh Pertanian”. Sebagai pusat yang memiliki tugas menyediakan berbagai informasi pertanian serta menyebarkan teknologi pertanian, Pustaka memberi layanan informasi perpustakaan, serta memproduksi berbagai publikasi pertanian (buku, buklet, leaflet, komik), infografis pertanian yang ditayangkan melalui media sosial (facebook, twitter, instagram) serta video teknologi pertanian yang ditayangkan dalam kanal Youtube Pustaka.
Acara FGD ini menghadirkan narasumber Merry Nancylia Permanasari,S.Kom.,MT., Subkoordinator Informasi dan Materi Penyuluhan, Pusat Penyuluhan Pertanian, Dedi Kurniawan, SP., Koordinator penyuluh Kab. Belitung Timur, Prov.Bangka Belitung, Endang Riyati,S.Pt., Koordinator Penyuluh Pertanian Kab.Kapuas, Kalimantan Tengah. Antuasiasme penyuluh mengikuti acara ini sangat besar, peserta yang tergabung dalam ruang zoom FGD mencapai 700 an orang dari seluruh wilayah provinsi d Indonesia.
Dalam Sambutannya, Kepala PUSTAKA Abdul Basit berharap, semoga melalui kegiatan FGD ini dapat menjaring berbagai kebutuhan informasi dari penyuluh pertanian sebagai dasar dalam menentukan materi diseminasi informasi IPTEK Pertanian. Sementara itu Merry Nancylia menyampaikan perlunya kolaborasi dalam diseminasi informasi pertanian kepada penyuluh untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian. “Perlu disepakati sistem dan mekanisme kerjasama diseminasi informasi”, jelas Merry.
Selanjutnya Dedi Kurniawan menyampaikan beberapa informasi pertanian yang dibutuhkan penyuluh di Kab. Belitung Timur diantaranya berupa informasi teknis pertanian spesifik lokasi, hasil inovasi pertanian yang adaptif untuk diterapkan dan sarana peningkatan kompetensi penyuluhan pertanian. Endang Riyati dari Kab, Kapuas menyampaikan beberapa komoditas pertanian prioritas di daerahnya diantaranya tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), tanaman hortikultura (bawang merah, aneka cabai, bawang putih, semangka, nanas), tanaman perkebunan (karet, kelapa dalam, kelapa sawit) dan peternakan (sapi, kambing, itik, dan ayam).
Beberapa catatan hasil diskusi pada FGD tersebut diantaranya adalah publikasi tercetak tetap diperlukan untuk menjangkau daerah yang kesulitan mengakes internet, selanjutnya para penyuluh berharap agar PUSTAKA memperluas sosialisasi mengenai layanan informasi pertanian kepada penyuluh, serta materi diseminasi informasi yang di up date disesuaikan dengan program Kementan (Rep. Eni. K/Editor Shinta)