Bagi para fungsional lulusan perguruan tinggi tentu tidak sulit untuk membuat Jurnal ilmiah, karena mereka sudah terlatih dalam membuat skripsi, thesis atau disertasi. Bagaimana jika jurnal ilmiah dikemas kembali menjadi tulisan populer? Tentu hal itu bukan pekerjaan mudah. Kamis, 12 Agustus 2021, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Virtual Literacy penulisan ilmiah populer, untuk meningkatkan kemampuan para fungsional dalam membuat tulisan populer.
Virtual Literacy kali ini mengangkat tema “Produktif menulis artikel ilmiah populer dari artikel jurnal ilmiah dan laporan kegiatan bidang pertanian”. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala PUSTAKA, Abdul Basit. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pejabat fungsional di Kementan sudah terbiasa membuat tulisan artikel jurnal maupun laporan kegiatan pertanian. Akan tetapi hal tersebut tidak cukup, karena hanya dapat dipahami oleh ilmu yang serumpun maupun oleh pejabat terkait. “Menulis artikel maupun laporan kegiatan pertanian dalam bentuk populer menjadi sangat penting, agar masyarakat mengetahui apa yang dilakukan oleh Kementan,” tegasnya.
Sebelum pemaparan materi utama, disampaikan sosialisasi terkait call for paper naskah ilmiah populer dan rencana seminar nasional hasil penulisan populer oleh Sub Koordinator Publikasi dan Promosi IPTEK, Eni Kustanti. Ácara ini dipandu langsung oleh koordinator Penyebaran Teknologi Pertanian, Ifan Muttaqien.
Rachmat Hendayana yang merupakan senior editor dari AIM Press, sebagai narasumber acara ini menyampaikan materi tentang transformasi artikel jurnal ilmiah dan laporan kegiatan bidang pertanian menjadi naskah tulisan ilmiah populer. Rachmat menjelaskan bahwa tulisan ilmiah populer dapat digunakan dalam menyebarluaskan inovasi. “Tulisan ilmiah populer sifatnya lebih adaptif, populis, mudah dipahami masyarakat awam, serta dapat memotivasi perbaikan di masyarakat”, jelas Rachmat.
Materi yang disampaikan Rachmat terkait transformasi artikel jurnal menjadi naskah ilmiah populer diantaranya cara mengubah struktur naskah, mengubah judul, menyederhanakan narasi dan diksi, mengubah bahasa kesimpulan menjadi implementasi, membuat daftar pustaka serta melakukan editing dan revisi. Sedangkan terkait cara mengubah laporan kegiatan yaitu meliputi mencari hal yang menarik, mengecek apakah ada artikel yang sama di internet, dan mencari dukungan data faktual.
Peserta yang mengikuti virtual literacy berasal dari berbagai unit kerja Kementan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia maupun dari luar Kementan. Peserta yang mengikuti lewat zoom sebanyak 473 orang, sedangkan yang mengikuti di youtube PUSTAKA sebanyak 135 orang. Antusiasme peserta ditunjukkan dengan banyaknya peserta yang menyampaikan pertanyaan terkait penulisan populer. (Reporter: EK/Editor: TI)