Judul : Roadmap Teh 2020-2045
Penyusun : Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar
Penerbit : Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun : 2020
Jumlah Halaman : 80 halaman
Link Akses : https://repository.pertanian.go.id/items/28897f6b-3663-44c9-a3d5-655fe07a7dc6
Indonesia merupakan produsen teh terbesar ke-7 di dunia dengan luas perkebunan teh rakyat 107.905 hektar pada 2020 dan produktivitas rata-rata 1.636 kg/ha. Salah satu hambatan pengembangan komoditas teh adalah kualitas teh yang kurang stabil, sehingga seringkali tidak memenuhi standar yang diinginkan konsumen. Meski demikian, komoditas ini menciptakan peluang kerja bagi banyak sektor. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas dan kualitas teh diperlukan agar Indonesia dapat bersaing sebagai produsen teh di pasar global.
Buku bertajuk “Roadmap Teh 2020-2045” membahasa berbagai aspek utama dalam upaya meningkatkan produktivitas dan mutu teh Indoensia. Roadmap ini dirancang untuk menentukan arah kebijakan yang akan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatan kinerja komoditas teh nasional, yang dituangkan dalam beberapa bagian.
Dalam bagian pertama dijelaskan bahwa produksi teh semakin menurun seiring dengan berkurangnya areal pertanaman serta kondisi tanaman yang berumur tua sehingga produktivitas rendah. Kondisi ini menyebabkan pendapatan petani menurun. Sementara itu, komoditas ini cukup strategis dalam penyerapan tenaga kerja serta kontribusinya dalam menghasilkan devisa.
Bagian 2 menyoroti kondisi komoditas teh dengan melihat kinerja komoditas ini melalui data luas areal, produktivitas, harga serta data permintaan dan penawaran. Juga dibahas perkembangan ekspor-impor, kendala, prospek, potensi teh serta informasi tentang model bisnis teh masa depan.
Bagian ketiga menyajikan proyeksi areal, produktivitas dan konsumsi teh tahun 2020-2045 serta proyeksi kebutuhan bahan tanam teh dan pupuk berdasarkan jenis program pengembangan.
Pada bagian keempat, strategi dan kebijakan rencana aksi, dengan uraian ringkas mengenai kondisi agribisnis teh Indonesia yang akan diwujudkan dalam beberapa tahapan pembangunan selama 25 tahun. Dibahas pula sasaran produksi, strategi pencapaian, serta beberapa kebijakan terkait peningkatan produksi, mutu, promosi, dan investasi. Rencana aksi/program dalam buku ini mencakup kegiatan intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan, pengembangan areal baru serta revitalisasi mutu dan sistem pemasaran.
Bagian kelima membahas analisis risiko sebagai langkah antisipasi terhadap hambatan atau kegagalan dalam meningkatkan produksi teh tepat waktu. Beberapa aspek risiko yang dibahas meliputi risiko terkait pencapaian luas areal tanam, produktivitas, perubahan iklim, dampak globalisasi, perubahan politik, serta risiko akibat lemahnya sistem monitoring.
Pembahasan terakhir menguraikan tentang manajemen pengembangan komoditas teh, yaitu manajemen pra-panen dan pasca-panen. Manajemen pra-panen mencakup bahan tanam unggul, perluasan areal, replanting, rehabilitasi, sulaman/pemadatan dan diversifikasi. Sedangkan manajemen pasca-panen berfokus pada pengolahan, distribusi, pemasaran, dan layanan terkait hasil pengembangan.
Buku "Roadmap Teh 2020-2045" memberikan peta jalan yang jelas dan terstruktur sehinga layak sebagai panduan komprehensif untuk pengembangan komoditas teh di Indonesia. Penyajian yang detail memberikan panduan praktis dalam mengimplementasikan strategi peningkatan produktivitas dan mutu teh. Banyaknya data statistik mungkin menyulitkan bagi pembaca umum, namun dengan menambahkan studi kasus atau contoh nyata dari lapangan, buku ini akan lebih menarik. Buku ini direkomendasikan bagi pemangku kepentingan, akademisi, peneliti, petani serta pelaku bisnis. (DA’24)