Judul Buku: Het Amboinsche Kruid-Boek (Eerste Deel)
Penulis: Rumphius, Georgius Everhardus
Kota terbit: Amsterdam
Penerbit: François Changuion, Jan Catuffe, Hermanus
Tahun terbit: 1741
Jumlah halaman: 200 p.
Akses: https://kikp-pertanian.id/antiquariat/opac/detail-opac?id=3536
Air kelapa yang dingin adalah minuman yang dianggap terbaik masa itu. Rasa manis dan segarnya bisa membuat orang ketagihan. Akan tetapi apakah benar pada masa itu, air kelapa benar-benar yang terbaik yang disajikan oleh alam? Para prajurit dan pelaut yang meminumnya secara berlebihan, justru dianggap membahayakan diri mereka.
Pohon berduri yang juga termasuk dalam famili palmae atau jenis palem yang sampai kini kita sebut dengan pohon sagu, adalah tanaman yang bisa menghasilkan makanan olahan yang sangat terkenal yang berasal dari Papua, yaitu Papeda.
Jambolan atau Jamblang, buah sebesar zaitun dengan warna hitam dan memiliki rasa yang unik adalah salah satu buah yang disajikan pada jamuan makan ketika masa koloni Belanda. Jambolan yang disajikan adalah jambolan yang sudah matang karena rasanya lebih manis seperti anggur.
Rumphius melakukan penelitian pada tanaman-tanaman yang tumbuh di daerah Timur Hindia Belanda dan menyajikan hasil dari pengamatannya di dalam buku ini. Buku yang berisikan puluhan jenis tanaman ini terbagi ke dalam 69 bab. Pada setiap bab, Rumphius menjelaskan satu jenis tanaman dengan cukup detail mulai dari ciri-ciri bentuk daun, batang, buah, hingga kegunaan dari tanaman tersebut pada saat itu.
Tanaman-tanaman seperti Kelapa, Pinang, Lontar, Aren, Nipah, Sagu, Sagu Ratu/Pakis Haji, Mangga, Durian, Nangka, Cempedak, Sukun, Belimbing, Belimbing Wuluh, Jambu-jambuan, Jambolan, Manggis, Anona (Maram), Srikaya, Pepaya, Duku, Kedondong, Namnam, Kecapi, Gayam, Ketapang, Meninjo/Melinjo, Kelor, Turi, Kapuk, Bila, dan tanaman lainnya tersaji dalam buku ini dalam 2 bahasa, Belanda dan juga Latin.
Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi yang cukup jelas dengan bantuan Joannes Burmanus. Namun sayang, ilustrasi tidak dilampirkan tepat pada bab pembahasan masing-masing tanaman, melainkan berada di akhir buku. Hal ini membuat buku menjadi kurang sistematis dan sedikit merepotkan jika harus membolak balik halaman untuk mengetahui penjelasan dari ilustrasi tanaman yang kita cari atau sebaliknya, apalagi tanpa daftar isi. Ejaan lama dan gaya bahasa yang cukup tua, juga membuat buku ini agak sulit dipahami. Akan tetapi, bagi yang ingin mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan seputar tanaman di daerah Timur Hindia Belanda dan kegunaannya pada zaman tersebut, buku ini tentu saja bisa menjadi pilihan yang bagus. (MS)