Judul: Budidaya Cabe di Perkotaan
Pengarang: Ikrarwati, dkk.
Penerbit: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Tahun terbit: 2018
Jumlah halaman: 36 p.
Link akses: https://repository.pertanian.go.id/items/9f9b7f44-8161-4a35-b60e-5e9a734fc8d3
Cabe merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat rentan terhadap nilai inflasi mata uang di Indonesia. Kebutuhan cabe yang tinggi pada musim tertentu tetapi tidak diimbangi dengan persediaan cabe yang cukup akan memancing lonjakan harga yang seringkali tidak wajar. Hal ini akan berakibat pendapatan riil masyarakat menurun karena merosotnya nilai uang yang dibelanjakan hingga mempengaruhi kesejahteraan.
Salah satu siasat jitu yang bisa dilakukan masyarakat adalah memanfaatkan lahan pekarangan dengan menaman cabe. Menanam cabe memanfaatkan lahan kosong terutama di perkotaan bisa dilakukan penanaman secara langsung ataupun budidaya dalam pot akan menjadi salah satu solusi mengatasi kebutuhan cabe disaat langka minimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sebagai upaya pemerintah dalam mendukung pengembangan budidaya cabe yang mudah diaplikasikan untuk lahan perkotaan maka disusun buku petunjuk teknis budidaya cabe dalam seri pertanian perkotaan. Bagaimana tata cara budidaya dengan memnafaatkan lahan pekarangn agar dipeorleh hasil cabai yang optimal, dibahas dalam buku yanag bertajuk “Budidaya Cabe di Perkotaan”.
Buku terbitan BPTP Jakarta ini merupakan petunjuk teknis yang terdiri dari 4 bagian, setelah pendahuluan di bagian pertama, kemudian bagian 2 memperkenalkan jenis-jenis cabe, kegunaan, syarat tumbuh maupun umur panen.
Teknis budidaya cabe di lahan sempit dibahas pada bagian 3 meliputi pemilihan benih, persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Benih bisa diperoleh dari toko benih atau membenihkan sendiri untuk benih cabe lokal (bukan hibrida). Dengan cara menyeleksi sendiri dari hasil panen sebelumnya, kemudian diseleksi lagi denga memilih tanaman yang tumbuh prima dan sehat kemudian dari tanaman tersebut diambil buah yang tumbuh sempurna. Sedang pemanen cabe dilakukan pada umur 75-85 hari setelah tanam dan pemanenan setiap 2-5 hari sekali dan dipetik sekaligus denga tangkainya untuk memperpanjang umur simpan.
Dalam bagian 4 dipaparkan bagaimana budidaya cabe dalam pot/polibag yang meliputi penyiapan media tanam, pembibitan dan penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Untuk benih cabai lokal bisa memproduksi benih sendiri dengan beberapa tahapan, dibahas dalam bagain 5 yaitu produksi dan prosesing benih.
Bagian terakhir buku ini membahas tentang hama dan penyakit cabe yang dijelasan secara lengkap gejala yang ditimbulkan serta bagaimana cara pengendalian yang tepat dari masing-masing jenis hama dan penyakit.
Buku budidaya cabe di perkotaan ini disusun dengan tujuan memberi panduan teknis untuk melakukan budidaya cabe di lahan yang terbatas mulai dari persiapan media semai hingga panen. Penyajian yang aplikatif, ringkas disertai ilustrasi menjadikan buku menarik dan mudah dipahami. Sangat sesui sebagai panduan budidaya cabe terutama bagi pemula. Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang budidaya cabe, dapat mendorong minat dan kemauan untuk memanfaatkan lahan terbatas untuk budidaya cabe. (Dyah’24)