Siapa suka pisang? pisang banyak digemari oleh masyarakat, baik di Indonesia maupun luar negeri. Selain dimakan segar, pisang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Salah satu pisang yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar adalah pisang ambon. Pisang ambon juga termasuk jenis pisang yang banyak diminati. Untuk mendapatkan buah pisang bermutu, diperlukan teknologi budidaya yang tepat dengan diawali dengan penggunaan benih pisang bermutu.
Teknik perbanyakan benih melalui kultur jaringan merupakan salah cara untuk mendapat benih pisang yang bermutu dalam jumlah besar dan bebas penyakit. Teknik ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain, benih yang dihasilkan mempunyai sifat sama dengan induknya, seragam dalam jumlah besar, tidak membutuhkan lahan yang luas dan bebas penyakit. Keberhasilan perbanyakan benih pisang melalui kultur jaringan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain media yang digunakan, cara sterilisasi eksplan, varietas tanaman, sub kultur, aklimatisasi dan lain sebagainya.
Pisang Ambon termasuk salah satu varietas pisang mempunyai kandungan fenol/getah rendah. Perbanyakan benih pisang melalui kultur jaringan dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan yakni: inisiasi, multiplikasi, aklimatisasi sampai diperoleh benih pisang siap tanam di lapang.
Inisiasi
Anakan ( eksplan ) pisang dikupas hingga diameter ± 5 cm selanjutnya di cuci. Eksplan direndam dalam larutan fungisida (benlate) dengan dosis 1 gr/l selama 10 menit. Kemudian eksplan direndam dalam larutan 70% Natrium hypoclorit selama 10 menit.
Didalam laminar eksplan dikupas pelepahnya sampai diameter 1 cm kemudian dicelupkan dalam larutan Natrium hypoklorit 8%. Selanjutnya eksplan dicelup dalam aquades steril, dibilas ascorbit acid dan dikulturkan pada media inisiasi : media dasar MS + 2 ppm IAA + 5 ppm BAP + 30g/l sukrosa. Setelah 1 bulan kemudian eksplan dibelah menjadi dua bagian dan dipotong pelepahnya. Eksplan kemudian di subkultur ke media multiplikasi.
Multiplikasi Tunas dan Pengakaran
Media multiplikasi tunas adalah : media dasar MS + 2 ppm IAA + 4 ppm BAP + 30 g/l gula serta untuk pengakaran menggunakan media dasar MS + 2 ppm IAA + 30 g/l gula. ). Subkultur pada media multiplikasi dilakukan maksimal sebanyak 6 kali.
Aklimatisasi
Tahap aklimatisasi adalah tahap pengadaptasian planlet dari lingkungan terkontrol ke lingkungan luar. Planlet dikeluarkan dari botol dan dipisahkan satu persatu dan dicuci bersih. Selanjurnya daun dikurangi (ditinggalkan 3 helai).
Planlet yang sudah bersih direndam dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 2 g/l selama 30 detik, dianginkan dan ditanam di media campuran tanah dengan arang sekam perbandingan 1:2 lalu disungkup dengan plastik transparan selama 7-10 hari. Dua minggu kemudian daun baru akan tumbuh, planlet dapat dipindahkan ke polybag dengan media tanah dan sekam 3 : 1. (Sumber Kementerian Pertanian-Balitbangtan-Puslitbang Hortikultura-Balitbu Tropika)